Halaman

Sabtu, 18 Februari 2017

Laporan Ilmu Tanah

I.      PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi  bahwa tanah adalah bahan mineral yang tidak padat (unconsoildated) terletak di permukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor  genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu), organisme (makro dan mikro) dan topografi pada suatu priode waktu tertentu. Satu ciri pembeda utama adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan biologis,  serta ciri–ciri lainnya umumnya berbeda di banding bahan induknya, yang variasinya tergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah, jenis- jenis tanah serta horizon–horizon tanah tersebut.
Secara vertikal tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda - beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik kimia, fisik dan biologis masing-masing. Pada hal ini profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi oleh cuaca disebut solum tanah.
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi, sedangkan kualitas lahan adalah sifat-sifat atau atribut yang kompleks dari satu satuan lahan. Kualitas lahan kadang-kadang dapat diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan pengertian karakteristik lahan.
Penetapan kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetric, merupakan metode yang paling mudah dan dapat diterapkan pada laboratorium yang mempunyai keterbatasan berbagai fasilitas. Dasar pemikiran dengan metode ini adalah mempergunakan perbandingan diantara berat air dengan berat tanah. Kandungan air tanah ditetapkan dengan cara menimbang sejumlah contoh tanah dalam botol timbang dengan berat tertentu, biasanya 10-20 gram (berat basah), lalu disimpan atau dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 100-110ºC sampai beratnya tetap, selama 24 jam.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktekum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui cara mengamati sifat-sifat tanah pada profil
2.      Untuk mengetahui cara mengevaluasi kesesuaian lahan tanaman kehutanan
3.      Untuk mengetahui kadar air tanah
4.      Untuk mengetahui Bulk Density tanah
5.      Untuk mengetahui Ph tanah
6.      Untuk mengetahui Permeabilitas tanah




II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil alam tanaman dan hewan, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat tertentu akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak sebagai atau terhadap batuan induk dalam keadaan wilayah tertentu selama jangka waktu tertentu  (Anonim, 2007).
            Tanah merupakan suatu tubuh alam yang mempunyai arti kedalaman dan daerah permukaan sebagai hasil dari gaya desdruktif dan sintetik seperti pelapukan dan perapuhan mikribia sisa organik, serta pembentukan mineral baru. Ada lima faktor yang menjadi pembentuk tanah yaitu iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu. Dari kelima itu, yang berpengaruh paling besar adalah iklim. Sehingga proses pembentukan tanah sering disebut weathering (Buckman dan Brady, 1982).
            Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan pengelolaannya. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan dan mendukung kehidupan hewan dan manusia..
   Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama: pedologi dan edafologi. Pedologi mempelajari tanah sebagai objek geologi. Edafologi, atau ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda pendukung kehidupan. Keduanya menggunakan alat-alat dan sering kali juga metodologi yang sama dalam mempelajari tanah, sehingga muncul pula disiplin ilmu seperti fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah (atau ekologi tanah), serta ilmu konservasi tanah. Karena tanah juga memiliki aspek ketataruangan dan sipil, berkembang pula disiplin seperti mekanika tanah, pemetaan (kartografi), geodesi dan survai tanah, serta pedometrika atau pedostatistika. Penggunaan informatika juga melahirkan beberapa ilmu campuran seperti geomatika. Proses evaluasi lahan juga memerlukan peninjauan kembali terhadap hasil evaluasi yang dilakukan pada waktu sebelumnya. Proses evaluasi pada waktu sebelumnya disebut dengan kesesuaian lahan aktual, sedangkan proses evaluasi lahan saat ini disebut evaluasi lahan potensial.
            Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia yang beralih dari manusia pengumpul pangan yang berpindah-pindah menjadi manusia yang menetap pada suatu wilayah tertentu yang mengusahakan untuk memproduksi pangan di daerah tempat mereka menetap.  Pada tahap berikutnya mulai berkembang pemahaman bahwa tanah berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut,sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).
Tanah mempunyai ciri-ciri yang sangat bervariasi pada suatu tempat, karena persamaan proses pembentukan tanah. Mempelajari seluruh tanah pada suatu tempat dapat dilakukan dengan mencari satuan yang lebih kecil yang dapat menjadi objek pengkajian ilmiah. Ciri-ciri morfologi profil tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang hanya dialami oleh suatu jenis tanah selama pelapukan dan perkembangannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu diadakan pengamatan profil tanah. Sehingga kita dapat lebih memahami keadaan tanah pada suatu tempat yang dapat dijadikan sebagai lahan pertanian dan untuk mengetahui sifat kimia, sifat biologis dan sifat fisik tanah.
            Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaantertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan- masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi.
            Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan.Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai. Proses peninjauan kembali ini berguna untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses evaluasi sebelumnya dan apakah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini juga dikarenakan olah alam yang selalu berubah baik itu lingkungan (iklim), keadaan tanah (kesuburan) (syarat tumbuh tanaman) serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. (Hardjowigeno, S. 1993.)
III. METODE PRAKTEK

3.1  Waktu dan Tempat
            Kegiatan praktikum Ilmu Tanah dilaksanakn pada hari kamis, 19 Desember 2013, mulai pukul 11.30 WITA sampai selesai. Kegiatan praktikum Ilmu Tanah dilaksanakan di Persemaian Permanen Universitas Tadulako, Palu.
3.2  Bahan dan Alat
            Bahan dan alat yang kami gunakan dalam melakukan praktikum yaitu sekop, pacul, linggis, mistar 30 cm, pita ukur 1 m, parang, botol, buku, dan alat tulis menulis.
3.3  Cara Kerja
Langkah kerja praktimum ilmu tanah yang pertama dilakukan adalah mempersiapkam alat dan bahan, kemudian melakukan penggalian tanah dengan ukuran lebar 1 m, panjang 1 m, dan kedalaman 1m. Setelah penggalian selesai tanah hasil galian diambil secukupnya dimasukan kedalam botol yang berisi air untuk mengamati perbandingan antara pasir, debu, liat. Kemudian salah satu sisi tanah galian disiram dengan air secukupnya yntuk pengamatan struktur atau profil tanah serta warna tanah.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
A.    Pengamatan Perbandingan Pasir, Debu, dan Liat Pada Botol
Berdasarkan pengamatan pada botol diperoleh hasil sebagai berikut :
            Tabel 1. Hasil pengamatan tanah yang berada dalam botol.
No.
Jenis
Tebal (cm)
1
Pasir
6 cm
2
Liat
0.5 cm
3
Debu
1 cm
Jumlah
7.5 cm

Ø Penentuan tekstur tanah
 a. Pasir 
        6/7,5 X 100 % = 80 %
b. Debu 
         1/7,5X 100 % = 13,3 %
c. Liat 
        0,5/7,5 X 100 % =  6,67 %

Ket : -  Pasir = biru 80 %
- Debu = hijau 13,3 %
- Liat = merah 6,67 %
Maka, tekstur tanah pada lokasi pengamatan adalah sandy loam ( lempung berpasir atau liat berpasir ). 
B.     Pengamatan  Struktur Tanah
Pada pengamatan profil tanah pada lokasi pengamatan diperoleh hasil sebagai beriktu :
Tabel 2. Hasil pengamatan struktur tanah pada galian lubang 1 m.
No.
Struktur
Tebal (cm)
Warna
1
Horizon O ( humus )
3 cm
Hitam gelap
2
Horizon A ( liat )
4 cm
Coklat kehitaman
3
Horizon B ( kerikil )
17 cm
Bervariasi
4
Horizon C ( pasir )
18 cm
Bervariasi
5
Horizon R ( tanah )
58 cm
Coklat

4.2  Pembahasan
            Profil tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut lapisan tanah atas (Anonim,2010).
            Secara vertical, tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti  ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik,kimiawi dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya factor-faktor lingkungan terhadap: (1) bahan induk asalnya maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organic sisa-sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral nonbahan induk yang berasal dari letusan gunung api maupun yang terbawa oleh aliran air. Adapun sifat-sifat fisik tanah adalah :
1.      Tekstur tanah
            Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu.
            Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air.
            Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar. Hasil yang kelompok kami dapatkan dilapangan yaitu pasir.
2.      Struktur tanah
            Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.
      Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu :
a.   bentuk lempung
b.   bentuk prisma
c.   bentuk gumpal
d.   bentuk spheroidel atau bulat
            Keempat bentuk utama di atas akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah. Suatu pengertian tentang sebab-sebab perkembangan struktur di dalam tanah perlu diperhatikan, karena sturktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat berubah karena pengelolaan tanah. Hasil dilapangan ialah Lempeng, gumpal bersudut dan gumpal membulat.
3.      Warna tanah
            Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979).
            Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah. Hasil yang kita dapatkan dilapangan ialah warna coklat gelap kekuningan.
4.      Konsistensi tanah
            Konsistensi tanah adalah daya kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk oleh tekanan atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi. Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.
Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas. Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan keras. Hasil dilapangan adalah lembab dan gembur.

5.      Perakaran
            Perakaran merupakan landasan yang sangat penting pada pertumbuhan dan perkembangan pohon. Fungsi utama dari perakaran yaitu :
a.       Penguat mekanis untuk memelihara struktur lurus ke atas suatu pohon.
  1. Esensial untuk penyerapan air dan mineral.
            Kesehatan dan vigor sistem perakaran mempengaruhi kesehatan dan vigor pohon secara keseluruhan, sehingga idealnya perlakuan silvikultur didasarkan  pada karakteristik akar dan tajuk secara seimbang, tetapi sistem perakaran hanya relatif sedikit diketahui karena kesulitan dalam mempelajarinya. Hasil dilapangan adalah halus (fine).













V. PENUTUP
5.1  Kesimpulan
            Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Ø  Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar tanah. Awalnya tanah dapat dianalisa dari proses pembentukannya, misalnya dari gunung berapi atau hasil dari lekukan bumi sasat proses pembentukan lempeng bumi.
Ø  Tekstur tanah pada lokasi pengamatan adalah sandy loam atau  lempung berpasir atau liat berpasir.
Ø  Struktur tanah yang terdapat pada lokasi pengamatan adalah horizon O dengan tebal 3 cm, horizon A dengan tebal 4 cm, horizon B dengan tebal 17 cm, horizon C dengan tebal 18 cm, dan horizon R dengan tebal 58 cm.
Ø  Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu.
Ø  Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
Ø  Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut.
5.2  Saran
Sebaiknya jam praktek diharapkan pada pelaksanaan praktek mendatang agar lebih baik agar mahasiswa mempunyai kesiapan dalam bentuk apapun.