I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu
tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan begitu pesat, hingga
bidang-bidang pengetahuan yang semula merupakan hanya cabang-cabang ilmu
tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang
ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan.
Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun
sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar
saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan anatomi tumbuhan.
Menurut
definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan
tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing
bagian dari tumbuhan tersebut.
Karena
banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya bentuk daun baik daun lengkap dan daun
tidak lengkap, maka perlunya mempelajari bagaimana sajakah bentuk dan
pembagiannya. Tumbuhan
juga merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di
samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk
perkembangan mahluk hidup. Untuk itu mahasiswa yang mempelajari ilmu sains
diharapkan bisa meneliti morfologi dari pada berbagai jenis tumbuhan.
Dari latar
belakang tersebut, mahasiswa diharapkan bisa membahas tentang morfologi dari
berbagai macam daun tumbuhan yang telah diamati pada saat melakukan praktikum
di dalam laboratorium. Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang
penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini
hanya terdapat hanya pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian
lain pada tumbuhan. Daun mempunyai helaian daun (lamina) yaitu bagian yang melebar
yang bertaut pada batang oleh sebuah tangkai daun (petiolus). Buku-buku (nodus)
adalah bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun. Tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan melebar.
2.1
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Adapun tujuan
dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
mengenal bagian-bagian daun
lengkap
dan daun tidak lengkap serta
membedakan antara daun majemuk dan daun tunggal. Untuk mempelajari
bagian-bagian bunga, susunan bunga majemuknya serta buah dan biji nya. Dan supaya
kita mampuh membuat herbarium tumbuhan dengan baik dan benar, serta lengkap
dengan keterangan dan catatan lapangan.
Adapun
kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita bisa paham tentang daun lengkap
dan daun tidak lengkap, daun tunggal dan daun majemuk, serta kita bisa
mengetahui buah, bunga dan biji dari tumbuhan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Daun
Lengkap Dan Daun Tidak Lengkap
Daun merupakan tempat proses
fotosintesis sehingga pada umumnya berbentuk pipih dan melebar. Daun juga
merupakan suatu bagian tumbuhan yang paling penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah daun besar. Bagian batang tempat melekatnya daun dinamakan
buku-buku (nodus), dan tempat diatas
daun yang merupakan sudut antara daun dan batang dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun yang lengkap mempunyai
bagian-bagian berikut :
1. Upih atau pelepah daun (Vagina)
2. Tangkai daun (Petiolus)
3. Helaian daun (lamina)
Tumbuhan yang mempunyai daun
yang lengkap tidak begitu banyak jenisnya. Contohnya pada daun pisang, bambu,
pinang, dan keladi. Ketiga tumbuhan itu tergolong tumbuhan yang memiliki daun
lengkap karena ada pelepah, tangkai dan helaian daun. Kebanyakan tumbuhan
mempunyai daun tidak lengkap atau kehilangan satu atau dua bagian dari daun.
Ada beberapa kemungkinan susunan daun yang tidak lengkap :
1.
Daun
bertangkai, yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helaian daun saja.
Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian, contohnya pada daun
nagka, daun mangga, dan lain-lain.
2.
Daun
berupih atau daun berpelepah, yaitu daun yang terdiri atas upih dan helaian
daun. Lazim kita jumpai pada suku rumput, misalnya padi dan jagung.
3.
Daun
duduk, yaitu daun yang hanay terdiri helaian daun saja, jadi daun langsung
melekat atau duduk pada batang.
4.
Filodia,
yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai daun saja, biasanya tangkai daun
lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan helaian
daun semu (palsu).
Pada ketiga contoh daun di
praktikum ini, contohnya daun keladi (Caladium bicolor) yang meruapakan
salah satu contoh daun lengkap yang memiliki pelepah daun atau vagina, tangkai
daun atau petioles, dan helaian daun atau lamina. Tanaman ini memiliki sifat
daun yaitu bangun atau circumscription bentuknya menyerupai sebuah perisai atau
peltatus dan mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam. Selanjutnya contoh
daun tidak lengkap ada pada daun jarak ( Richinus comunis L ) yang hanya
memiliki helaian daun dan tangkai daun saja.
2.2
Daun Majemuk Dan Daun Tunggal
Daun merupakan
suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya mempunyai sejumlah besar
daun. Daun berbentuk tipis melebar berwarna hijau dan menghadap ke atas. Daun
sangat berperan penting dalam proses fotositesis. Jumlah daun pada setiap
tumbuhan berbeda sesuai dengan lingkungan dan jenis tumbuhan tersebut.Daun yang
hidup di daerah panas (kering) tentu berbeda jumlah daunnya dengan daun
yang hidup di daerah berair. Jika diperhatikan lebih dalam lagi mengenai daun
berbagai jenis tumbuhan maka akan terlihat 2 perbedaan daun yakni:
1.
Daun Tunggal
Daun
tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara golongan
tumbuhan satu dengan yang lain karena pada daunnya hanya terdapat satu helai
daun saja
2. Daun Majemuk (folium
compositum)
Daun majemuk
adalah daun yang pada satu tangkainya terdapat lebih dari satu helaian
daun. Pada bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut:
·
Ibu tangkai daun (potiolus
communis) yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat
duduknya helaian-helaian daun yang masing-masing dinamakan anak daun.
·
Tangkai anak daun (petiololus) yaitu
cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun.
·
Anak daun (foliolum) yaitu
bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi
terpisah.
Pembagian Daun Majemuk :
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu
tangkainya,yaitu:
A.
Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus), adalah daun
majemuk yang anak daunnya terdapat di kiri kanan iu tangkai daun,jadi tersusun
seperti sirip pada ikan. Macam-Macam Daun Majemuk Menyirip:
a)
Daun Majemuk Menyirip Beranak Daun Satu (Unifoliolatus)yaitu
seperti daun tunggal tetapi pada tangkai daun memperlihatkan suatu persendian (articulatio)
jadi helaian daun tidak langsung pada ibu tangkai.Contoh: daun pada jeruk
nipis (Citrus aurantifolia Sw.).
b)
Daun Majemuk Menyirip Genap (abrupte
pinnatus)yaitu daun yang terdapat sejumlah anak daun berpasangan di
sisi kanan dan kiri ibu tulang namun pada suatu anak daun tidak selalu
berpasangan maka dapat dilihat dari ujung ibu tangkainya. Apabila ujung
tangkainya terputus maksudnya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat anak daun
sehingga ujung ibu tangkai bebas dan kalau ada pasti tertutup oleh pucuk kecil.
Contoh: daun asam(Tamarindus indica L )
c)
Daun Majemuk Menyirip Gasal (imparipinnatus)
yaitu ada tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Apabila
ditinjau dari dari jumlah anak daunnya akan terlihat anak daun berpasangan
namun di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri. Contoh:
mawar (Rosa sp ).
Berdasarkan kedudukan anak daun pada ibu
tangkai dan besar kecil anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu tangkai :
a.
Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang
berpasang-pasangan (jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan).
b.
Daun majemuk menyirip berseling (jika anak daun
pada ibu tangkai duduknya berseling).
c.
Daun majemuk menyirip berselang-seling
(interrupte pinnatus) yaitu jika anak daun pada ibu tangkai berselang-seling
(pasangan anak daun lebar dengan anak daun yang sempit).Contoh pada daun tomat (Solanum
lycopersicum L.)
B.
Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau
Digitatus), adalah daun majemuk yang semua anak daunnya
tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada
tangan.Berdasarkan jumlah anak daun:
a.
Beranak daun dua ( bifoliolatus ),pada
ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun. Contoh: daun nam-nam (Cynometra cauliflora L.)
b.
Beranak daun tiga ( trifoliolatus ),pada
ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun. Contoh: daun pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell)
c.
Beranak daun lima ( quinquefoliolatus )
, pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun. Contoh: pada daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.)
d.
Beranak daun tujuh ( septemfoliolatus ),
pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh anak daun. Contoh: daun randu (Ceiba pentandra Gaertn)
e.
Beranak daun 7 atau lebih ( polyfoliolatus )
C.
Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus), adalah daun
yang mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari namun dua anak daun yang
paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai melainkan pada tangkai anak daun di
sampingnya. Contoh: ( Arisaema filiformeI )
D.
Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus), adalah suatu
daun majemuk ganda yang mempunyai cabang – cabang ibu tangkai memencar seperti
jari. Campuran susunan menjari dan menyirip. Contoh : daun sikejut ( Mimosa pudica L )
2.3
Bunga
Bunga
Johar (Senna seamea Linn) merupakan Bunga yang terkumpul
dalam malai di ujung ranting, panjang 15 – 60 cm, berisi 10 — 60
kuntum yang terbagi lagi ke dalam
beberapa tangkai (cabang) malai rata. Kelopak 5 buah, oval membundar, 4 –
9 mm, tebal dan berambut halus. Mahkota bunga berwarna kuning cerah, 5
helai, gundul, bundar telur terbalik, bendera dengan kuku sepanjang 1 –
2 mm. Benang sari 10, yang terpanjang lk. 1 cm; kurang lebih sama
panjang dengan bakal buah dan tangkai putiknya.
Bunga
Jati (Tectona grandis L.) merupakan bunga majemuk, bentuk
malainya terdiri dari ratusan bunga kecil, yang tumbuh terminal di ujung atau
tepi cabang. Panjang malai antara 60-90 cm dan lebar antara 10-30 cm. Bunga
jati termasuk bunga berumah dua, karena dalam satu pohon terdapat bunga jantan
(benang sari) dan bunga betina (putik). Bunga berwarna putih, lebar bunga
berukuran 4-5 mm dan panjang 6-8 mm. Kelopak bunga (calyx) berjumlah 5-7 dan
berukuran 3-5 mm. Mahkota bunga (corolla) tersusun secara melingkar dengan
ukuran sekitar 10 mm. Tangkai putik (stamen) berjumlah 5-6 buah dengan filamen
berukuran 3 mm, antera memanjang berukuran 1-5 mm, ovarium membulat berukuran
sekitar 2 mm. Bunga yang terbuahi akan menghasilkan buah berukuran sekitar 2
mm. Bunga yang terbuahi akan menghasilkan buah berukuran 1-1,5 cm.
Bunga
Gamal
(Cliricidia
maculate) merupakan bunga keluar tunggal dengan 20-40 pertangkai, merah
muda sampai ungu muda, bercampur putih.
Bunga
Lamtoro (Leucanea leucocephala) merupakan bunga majemuk berupa bongkol (perbungaan capitulum) bertangkai
panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol, tiap-tiap bongkol
tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau
kekuningan berdiameter 12-21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm. bunga
kecil-kecil, berbilangan 5, tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek,
berukuran 3 mm, mahkota bentuk solet berukuran 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10
helai berukuran 10 mm dan lepas-lepas. Buah
polong bentuk pita lurus, pipih tipis, 14-26 cm x 1,5-2 cm, dengan sekat-sekat
diantara biji, berwarna hijau saat muda dan coklat kering jika telah masak,
memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletak melintang
dalam polongan, bulat telur terbalik, berwarna coklat tua
mengkilap, berukuran 6-10 mm x 3-4,5 mm.
Bunga Jembolan
(Eugenia
cumini) merupakan tumbuhan buah-buahan yang berasal dari Asia
dan Australia tropik. Biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar, terutama di hutan jati.
Jamblang tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Pohon dengan
tinggi 10-20 m ini berbatang tebal, tumbuhnya bengkok, dan bercabang banyak.
Daun tunggal, tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang
atau bulat telur terbalik, pangkal lebar berbentuk baji, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, warnanya
hijau. Bunga majemuk bentuk malai dengan cabang yang berjauhan, bunga duduk, tumbuh di ketiak
daun dan di ujung percabangan, kelopak bentuk lonceng berwarna hijau muda,
mahkota bentuk bulat telur, benang sari banyak, berwarna putih, dan baunya
harum. Buahnya buah buni, lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau, setelah
masak warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk lonjong, keras, warnanya
putih. Berakar tunggang, bercabang-cabang, berwarna cokelat muda. Biasanya,
buah jamblang yang masak dimakan segar. Rasanya agak asam dan sepat. Kulit kayu
bisa digunakan sebagai zat pewarna.
2.4
Buah Dan Biji
Buah adalah perkembangan dinding bakal buah dan terkadang juga
bagian-bagian bunga yang lain. Buah mengandung biji. Buah memiliki bentuk
yang bermacam-macam. Pada setiap macam buah tersebut msing-masing membantu
menyebarkan biji-bijinya. Ada yang dibantu dengan struktur khusus sehingga
disebarkan oleh angin, ada yang melekat pada pakaian kita atau bulu hewan,
sehingga dapat terbawa ke tempat lain. Biji adalah sporofit embrio dorman
dengan makanan cadangan dan salut pelindung. Biji memiliki dua fungsi,
yakni menyebarkan spesies ke tempat baru dan mempertahankan spesies dalam
keadaan iklim yang tidak menguntunglan.
Buah pada tumbuhan pada umumnya dibedakan menjadi dua golongan, yakni buah
semu atau tertutup dan buah sungguh atau telanjang. Buah semu atau tertutup
adalah buah yang terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada
bunga itu yang malah menjadi bagian utama dari buah ini (lebih besar, lebih
menarik perhatian, dan seringkali menjadi bagian buah yang bermanfaat,
dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi. Buah
sungguh atau buah telanjang adalah buah melulu terjadi dari bakal buah dan jika
ada bagian-bagian lainnya yang masih tinggal, bagian ini tidak menjadi bagian
buah yang berarti.
Tumbuhan biji merupakan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik
tertinggi, yang dicirikan dengan adanya suatu organ yang berupa biji
(dalam bahasa Yunani: sperma). Biji berasal dari bakal biji yang dapat disamakan
dengan makrosporangium. Di dalamnya dihasilkan makrosporan yang tidak
pernah meninggalkan tempatnya dan di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi
makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi
pembuahan, zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio yang sementara tetap
di tempat itu pula. Selanjutnya, bakal biji yang kemudian mengandung embrio itu
berkembang menjadi alat reproduksi yang disebut biji. Jadi, dari segi
ontogeninya, biji adalah suatu alat reproduksi generatif atau seksual
karena terjadinya didahului oleh suatu peristiwa seksual, yakni peleburan sel
telur dengan sel kelamin jantan.
Pertumbuhan tinggi tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan
pembentukan dedaunan bergantung pada kualitas tempat tumbuh.Setidaknya terdapat
tiga faktor lingkungan dan satu faktor genetik (intern) yang sangat nyata
berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi yaitu kandungan nutrien mineral tanah,
kelembaban tanah, cahaya matahari, serta keseimbangan sifat genetik antara
pertumbuhan tinggi dan diameter suatu pohon.
2.5
Teknik Pembuatan Herbarium
Ada
beberapa pengertian herbarium :
1. Herbarium
merupakan bagian dari
tumbuh-tumbuhan yang telah dikeringkan, kemudian dipres atau di awetkan, yang
berguna untuk kepentingan ilmiah atau sebagai referensi (sumber pustaka, biasa
juga disebut dengan specimen herbarium).
2. Gedung tempat membuat dan menyimpan specimen
herbarium.
3. Sebuah lembaga yang mengelolah keanekaragaman hayati
terutama untuk koleksi jenis tumbuhan baik kriptogamie maupun spermatopite.
Proses
pembuatan herbarium meliputi dua tahap, yaitu pengkoleksian atau pengumpulan
specimen herbarium di lapangan serta proses pembuatan di labolatorium. Dalam
penelitian herbarium ini, specimen yang di ambil adalah jenis perdu, yaitu
tumbuhan kembang sore ( Abutilon indicum ). Tumbuhan
tersebut merupakan jenis perdu obat-obatan dari family Malvaceae yang tumbuh
pada daerah beriklim tropis dengan suhu hangat. Kembang sore ( Abutilon
indicum ) memiliki bunga dengan mahkota berwarna kuning atau jingga pucat.
Seluruh bagian tumbuhan menahun tersebut dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Pada
masa 1000 sebelum masehi, ekstrak tanaman kembang sore
( Abutilon
indicum ) digunakan dalam pengobatan demam dan reumatik. Kemudian pada
masa selanjutnya, seluruh bagian tanaman kembang sore juga dimanfaatkan dalam
Ayurweda, pengobatan tradisional Hindu, dan Unani, pengobatan tradisional
Yunani, sebagai obat untuk membantu pembekuan darah, melancarkan buang air
kecil, mengobati epilepsy, mencegah peradangan dan pengobatan lainnya. Meskipun
daun tumbuhan kembang sore mengandung getah, daunnya tetap digunakan untuk
menghentikan pendarahan, mengobati sakit kepala, demam, dan sifilis dengan cara
diolah terlebih dahulu. Air rebusan daunnya juga dapat digunakan untuk berkumur
bagi penderita gigi berlubang atau peradangan gusi dan pembersih luka. Bagian
lain yang bermanfaat adalah bunganya yang dihaluskan untuk mengobati batuk,
akarnya yang digunakan untuk pereda demam dan mengobati penyakit pada
saluran kemih, dan bijinya yang
digunakan untuk mengobati impotensi dan ejakulasi. Saat ini pemanfaatan kembang
sore telah berkembang, sehingga kembang sore juga dimanfaatkan untuk mengobati
wasir, gondongan, sembelit, serta membasmih cacing kremi di dalam tubuh.
III.
METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Mata Kuliah Dendrologi dilaksanakan pada hari kamis, 7 Mei 2015 dari pukul 15.00 sampai dengan selesai. Bertempat di
ruangan kelas KHT A Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Dan untuk pengambilan
specimen herbarium dilakukan pada hari minggu tanggal 10 Mei 2015 yang dimulai
dari pukul 08.00 sampai dengan selesai, yang bertempat di desa Kawatuna,
sedangkan untuk tehnik pembuatan herbarium dilanjutkan pada hari senin tanggal
11 Mei 2015 pukul 10.00 sampai dengan selesai yang bertempat di gedung
herbarium Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum, yaitu :
1)
Alat tulis menulis
2)
Buku gambar
3)
Cutter
4)
Kertas koran bekas
5)
Kertas kardus atau alumunium bergelombang ukuran 30 x 45 cm
6)
Kantong plastik
7)
Tali rapiah
8)
Gunting
9)
Lem
Bahan yang digunakan pada saat praktikum, yaitu :
1)
Alkohol 70% atau spiritus
2)
Daun Pinang (Areca catechu)
3)
Daun Jarak (Richinus bicolor)
4)
Daun Eboni (Diospyros celebica Bakh)
5)
Daun Leda (Eucalyptus deglupta)
6)
Daun Gmelina (Gmelina arborea)
7)
Daun Johar (Senna seamea)
8)
Daun Kelor (Moringa oleifera)
9)
Daun Kapok/Randu (Ceiba Petandra)
10) Bunga Johar (Senna seamea Linn)
11) Bunga Jati (Tectona grandis L.)
12) Bunga Gamal (Cliricidia maculata)
13) Bunga Lamtoro (Leucanea leucocephala)
14) Bunga Jembolan (Eugenia cumini)
15) Buah Johar (Senna seamea Lamk.)
16) Buah Jati (Tectona grandis L.)
17) Buah Gmelina (Gmelina arborea)
18) Buah Pinus (Pinus merkusii Jungh.et da Vriesse)
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Daun
Lengkap dan Daun Tidak Lengkap
Adapun cara kerja pengamatan daun lengkap dan daun
tidak lengkap yaitu :
1.tulis nama daerah dan nama ilmiah tumbuhan diatas
serta nama family nya
2.gambar daun lengkap dengan tangkainya dan sebutkan
bagian-bagian daunnya.
3.Gambarkan secara jelas dan sebutkan tipe dari bagian
ujung daun, pangkal daun, tepi daun serta pertulangan daunnya.
Tunjukkan mana daun lengkap dan daun ridak lengkap.
3.3.2
Daun Tunggal dan Daun Majemuk
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini, yaitu :
1.
Mengamati
satu persatu bentuk morfologi dari daun Eboni (Diospyros celebica), daun Leda (Eucalyptus deglupta), daun Gmelia (Gmelia arborea), daun Johar (Senna seamea), daun kelor (Moringa
oleifera), dan daun kapok (Ceiba
petandra)
2.
Menulis
nama spesies dan family dari daun daun Eboni (Diospyros celebica), daun Leda (Eucalyptus deglupta), daun Gmelia (Gmelia arborea), daun Johar (Senna seamea), daun kelor (Moringa
oleifera), dan daun kapok (Ceiba
petandra)
3.
Mengambar
bentuk morfologi daun secara lengkap dengan batang/ranting
4.
Memberi
keterangan bagian-bagian daun seperti tangkai daun (petiolus), ibu tangkai
daun, tangkai anak daun, helaian daun dll
Mencatat seluruh keterangan
penting tentang jenis daun, bentuk daun susunan anak daun dan tata letak daun
pada batang.
3.3.3
Bunga
Adapun
metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Tuliskan
nama spesies dan nama familinya dari setiap specimen praktikum
2.Gambar
bunga dari masing – masing jenis tumbuhan diatas dan beri keterangan mengenai:
a) Tangkai
Bunga/ Ibu tangkai bunga
b) Daun
pelindung (Brachtea)
c) Kelopak
(Calyx)
d) Mahkota
(Corolla)
e) Benang
sari (Stamen)
f) Putik
(Pistillum)
3.Tuliskan
susunan bunga majemuknya.
3.3.4
Buah dan Biji
Adapun
cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1)
Tulis nama species dan familia dari setiap specimen
2)
Gambar buah lengkap dengan bagian-bagiannya dan beri keterangan :
a.
Kulit buah
b.
Warna buah
c.
Bentuk buah
d.
Sisik buah
3)
Gambar biji utuh dan belah biji kemudian gambar biji yang sudah dibelah.
Beri keterangan :
a.
Tali pusar biji
b.
Kulit biji
c.
Warna biji
d.
Embryo
e.
Lembaga (kotiledon)
f.
Sayap biji
3.3.5
Teknik Pembuatan Herbarium
Cara pembuatan herbarium di
buat di dua tempat, yaitu :
A.
Dilapangan
1.
Ambil
bagian tumbuhan yang lengkap terutama yang mempunyai daun, bunga dan buah.
2.
Setelah
itu semprotkan alcohol 70% pada seluruh bagian tumbuhan.
3.
Lalu
letakan di atas kardus (dos bekas) yang kemudian bagian daun di rekatkan
menggunakan selotip/double tip yang dialas dengan kertas agar bagian specimen
tidak terkena langsung dengan perekat tadi.
4.
Kemudian
tutup specimen tadi menggunakan bagian lain dari kertas kardus tadi.
5.
Setelah
itu bungkus lagi menggunakan kertas Koran
6.
Setelah
semua bagian ditutupi dengan kertas Koran dan dirapikan, lalu ikat menggunakan
tali pengikat.
7.
Setalah
itu berikat etiket gantung/label pada specimen tersebut.
B.
Di
Laboratorium Herbarium
1.
Buka
kertas Koran yang membungkus specimen tadi.
2.
Pindahkan
specimen tadi pada sebuah kertas karton.
3.
Tempelkan
lagi specimen tadi di karton tersebut dan direkatkan menggunakan perekat/double
tip
4.
Dan
tuliskan informasi mengenai nama latin, family dan nama kelompok pada kertas
karton yang sudah diletakkan specimen tersebut.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1 Daun Lengkap dan Tidak
Lengkap
Gambar I : -Daun
pinang ( Areca catechu )
-Bentuk daun lanset
-Bentuk ujung daun runcing
-Bentuk pangkal daun meruncing
-Merupakan daun lengkap
Gambar II : -Daun Jarak ( Richinus comunis L )
-Bentuk daun bulat
-Bentuk ujung daun terbelah
-Bentuk pangkal daun tumpul
-Merupakan daun tidak lengkap
Gambar III : -Daun keladi ( Caladium bicolor )
-Bentuk ujung daun meruncing
-Bentuk pangkal daun meruncing
-Bentuk daun jantung
-Merupakan daun lengkap
4.1.2 Daun Tunggal dan Daun
Majemuk
1.
Daun
Eboni (Diospyros celebica)
Nama
local : Daun Eboni
Family : Ebenaceae
Jenis
daun : Daun majemuk menyirip gazal
Tata
letak daun : Tersebar
Gambar :
2.
Daun
leda (Eucalyptus deglupta)
Nama
local : Daun Leda
Family : Myrtaceae
Jenis
daun : Daun majemuk menyirip
genap
Tata
letak daun : Berhadap/bersilang.
3.
Daun
Gmelia (Gmelia arborea)
Nama
local : Daun Gmelia
Family : Verbenaceae
Jenis
daun : Daun tunggal
Tata
letak daun : -
4.
Daun
Johar
(Senna seamea)
Nama
local : Daun johar
Family : Legaminaseae
Jenis
daun : Daun majemuk menyirip
ganda dua
Tata
letak daun : Berhadapan/berseling
Gambar :
5.
Daun
Kelor (Moringa oleifera)
Nama
local : Daun Kelor
Family : Moringaceae
Jenis
daun : Daun majemuk menyirip
ganda tiga
Tata
letak daun : Berhadapan/berseling
6.
Daun
kapuk (Ceiba petandra)
Nama
local : Daun Kapuk
Family : Malvaceae
Jenis
daun : Daun majemuk menjari
Tata
letak daun : Berkarang
Gambar :
4.1.3 Bunga
4.1.4 Buah dan Biji
4.2
Pembahasan
4.2.1
Daun
Lengkap Dan Daun Tidak Lengkap
a.
Daun
Pinang ( Areca catechu )
Pinang adalah sejenis palma
yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Pinang juga
merupakan nama buahnya yang diperdagangkan orang. Pinang memiliki batang lurus
langsing, dapat mencapai ketinggian 25 meter dengan diameter 15 cm, meski ada
juga yang lebih besar. Memiliki tajuk yang tidak rimbun. Pinang termasuk
tumbuhan yang memiliki daun lengkap, karena memiliki pelepah daun, tangkai
daun, dan juga helaian daun. Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang
hamper 80 cm, tangkai daun pendek, helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak
daun 85 x 5 cm dengan ujung sobek bergerigi.
Tongkol bunga dengan
seludang yang panjang dan mudah rontok, muncul dibawah daun, panjangnya kurang
lebih 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai 75 cm.
pinang memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca
catechu
b.
Daun
Jarak ( Richinus comunis L )
Jarak adalah
tumbuhan liar setahun ( annual ) dan biasa
terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga
dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu,
memiliki daun tunggal menjari antara 7-9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini
merupakan tumbuhan yang memiliki daun tidak lengkap karena hanya memiliki
tangkai daun dan helaian daun saja.
Sebutan untuk pohon jarak di Indonesia berbeda-beda di
setiap daerah. Namun jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga,
berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan
hijau bersemburat merah, sedangkan daunnya berseling berbentuk bulat dan
ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan
atas dan hijau muda pada permukaan bawah. Jarak merupakan sumber minyak jarak
dan mengandung zat ricin, yang sejenis racun mematikan. Berikut ini klasifikasi
tumbuhan jarak :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphrbiaceae
Genus : Richinus
Spesies : Richinus
comunis L
c.
Daun
Keladi ( Caladium bicolor )
Tumbuhan jarak
merupakan salah satu tumbuhan yang berdaun lengkap atau folium completes karena
memiliki pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Tumbuhan ini memiliki
sifat daun yaitu bangun daun atau circumscription berbentuk menyerupai sebuah
perisai atu peltatus. Daging daun atau intervenium nya bersifat seperti kertas
atau papyraceus. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya bersifat menjari atau
palminervis. Tepi daun atau margo folii nya bersifat berombak atau repandus.
Ujung daun atau apex folii nya bersifat meruncing atau acuminatus. Permukaan
daunnya bersifat licin.
Keladi
dapat tumbuh pada daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan 250-300
mm/tahun. Ketinggian untuk tumbuhan ini yaitu 2-3 m/tahun, dengan keadaan tanah
yang tidak terlalu kering dan lembab dengan pH 5,5 – 6,5 dan ketinggian 1-1300
m dpl. Berikut ini merupakan klasifikasi keladi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Caladium
Spesies : Caladium
bicolor
4.2.2
Daun
Majemuk Dan Daun Tunggal
Daun
adalah satu bagian terpenting dari tumbuhan yang terdapat pada batang, dimana bagian tempat
duduknya/ melekatnya daun dinamakan buku-buku (Nodus) batang, sedangkan tempat
diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun
(Axilla). Daun terbagi dua yaitu daun tunggal dan daun majemuk.
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan di dapatkan bahwa pada daun eboni (Diospyros celebica) yang berasal
dari family Ebenaceae memiliki stuktur daun yang terdiri atas helai daun,
tangkai daun, tangkai anak daun dan ibu tangkai daun. Daun eboni (Diospyros celebica) merupakan daun
mejemuk karena tangkainya bercabang-cabang dan setiap tangkai terdapat helai
daun, daun eboni (Diospyros celebica)
juga termasuk daun majemuk menyirip gazal dan tidak termasuk daun majemuk
menyirip ganda karena ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati
bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan. Sementara untuk
tata letak daun eboni (Diospyros
celebica) tersebar pada batang.
Daun
leda (Eucalyptus deglupta)
merupakan daun dari family Myrtaceae yang memiliki struktur yang terdiri atas
helai daun, tangkai daun, tangkai anak daun dan ibu tangkai daun, daun leda (Eucalyptus deglupta) juga merupakan
daun majemuk genap. Hal ini disebabkan karena terdapat sejumlah anak daun yang
berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tangkai, oleh sebab itu jumlah ank daunnya
biasanya lalu menjadi genap dan memiliki tata letak berhadap/bersilang.
Daun
Gmelia (Gmelia arborea) yang
berasal dari family Verbenaceae ini merupakan daun tunggal karena pada setiap
tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Daun Gmelia (Gmelia arborea) tersusun atas helai
daun, tangkai daun, tangkai anak daun tulang daun dan ibu tangkai daun yang
tata daun pada batang tersusun berhadapan berseling.
Johar
(Senna seamea) adalah nama
sejenis pohon
penghasil kayu keras yang termasuk dalam family Leguminosae termasuk kedalam
daun majemuk menyirip genap karena disebabkan karena terdapat sejumlah anak
daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tangkai. Daun Johar (Senna seamea) juga termasuk sebagai
daun menyirip ganda dua karena anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari
ibu tangkai. Tata letak daun Johar (Senna seamea) pada batang adalah
berhadapan/ bersilang .
Kelor
(Moringa oleifera) adalah
sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae
memiliki stuktur daun yang terdiri atas helai daun, tangkai daun, tangkai anak
daun tulang daun dan ibu tangkai daun. Daun kelor (Moringa oleifera) merukan daun majemuk Daun majemuk,
bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus),
helai daun saat muda berwarna hijau muda dan termasuk daun menyirip ganda tiga.
Terakhir
pada daun kapuk (Ceiba petandra)
yang berasal dari family Malvaceae memiliki struktur sama seprti daun lainnya
yaitu tersusun atas helai daun, tangkai daun, tangkai anak daun tulang daun dan
ibu tangkai daun. Daun kapuk (Ceiba
petandra) termasuk kedalam daun majemuk menjari dengan tata daun pada
batang berkarang.
4.2.3
Bunga
Tanaman
Johar merupakan tanaman dengan batang pohon yang keras dengan nama latin Senna seamea Linn dengan familia
Leguminoceae. Bunga johar merupakan salah satu bunga lengkap atau sempurna
dimana memiliki mahkota bunga sebagai pelindung, memiliki putik, benang sari,
kelopak. Dengan susunan majemuknya Malai
dan tipe simetrinya Actinomorphus.
Tanaman
Jati merupakan sejenis pohon penghasl kayu yang bermutu tinggi, pohon besar
berbatang lurus dan dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 meter dengan nama latin Tectona grandis L. Dengan familia
Verbenaceae. Bunga jati termasuk bunga tidak sempurna karena hanya memiliki putik, benang sari, kelopak,
mahkota, dan tangkai bunga. Akan tetapi bunga jati tidak memiliki salah satu
bagian bunga (tidak ada bakal buah). Dengan susunan majemuknya Payung majemuk dan tipe simetrinya Actinomorphus.
Tanaman
Gamal merupakan tanaman pagar hidup peneduh tanaman atau sebagai rambatan.
Tanaman ini berfungsi sebagai pengendali erosi dan gulma atau alang-alang
dengan nama latin Cliricidia maculata
dengan familia Leguminoceae. Bunga gamal termasuk bunga tidak sempurna karena
hanya memiliki putik, benang sari, mahkota, kelopak, dan tangkai bunga. Akan
tetapi bunga gamal tidak memiliki bakal buah dan bakal biji. Dengan susunan
majemuknya Botrys dan tipe
simetrinya Zygomorphus.
Tanaman
Lamtoro merupakan pohon perdu yang tingginya10-20 meter dan memiliki
percabangan rendah dan banyak dengan pepangan kecoklatan atau keabua-buan dan
juga memiliki lentisel dengan nama latin Leucaena
leucocephala dengan familia Leguminoceae. Bunga lamtoro termasuk bunga
tidak sempurna karena hanya memiliki benang sari, putik, dan tangkai bunga.
Dengan susunan majemuknya Bongkol
dan tipe simetrinya Asymmetrus.
Tanaman
Jembolan merupakan tumbuhan tropi yang berasal dari India, Burma, Ceylon.
Tumbuhan ini banyak di gunakan sebagai bahan untuk pengobatan tradisional.
Dengan nama latin Eugenia cumini familia
Myrtaceae. Bunga jembolan termasuk bunga tidak sempurna karena hanya memilki
bagian punya seperti benang sari, kelopak, putik, dan tangkai bunga. Bunga ini
tidak memiliki mahkota bunga. Dengan susunan majemuknya Malai dan tipe simetrinya Asymmetrus.
4.2.4 Buah Dan Biji
Johar (Senna
seamea)
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan:
|
|
Divisi :
|
|
Kelas :
|
|
Ordo :
|
|
Famili :
|
|
Genus :
|
|
Spesies :
|
Senna seamea
|
Johar adalah nama sejenis pohon
penghasil kayu keras yang termasuk suku
Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan). Pohon yang sering ditanam sebagai
peneduh tepi jalan
ini dikenal pula dengan nama-nama yang mirip, seperti juwar atau johor. Buah
polong
memipih, dengan tepi yang menebal, kulit
yang kasar, warnanya hijau saat mudah dan berubah warning coklat saat tua atau
kering. Biji bundar, telur pipih, berwarna hijau saat muda dan pada saat kering
atau tua berwarna coklat terang mengkilap.
Gmelina
Klasifikasi
ilmiah :
Kerajaan :
|
|
Divisi :
|
|
Kelas :
|
|
Ordo :
|
|
Famili :
|
|
Genus :
|
Gmelina
|
Spesies :
|
Gmelina arborea Roxb.
|
Gmelina atau sering disebut jati putih merupakan
termasuk tanaman penghasil kayu yang produktif. Tanaman jati putih berasal dari
Asia Tenggara, di negara lain dikenal dengan nama Gamari atan Gumadi (India),
Gamar (Bangladesh)
atau Yemane (Myanmar).
Banyak ditanam sebagai tanaman pelindung, sebagian besar dimanfaatkan sebagai
tanaman komersil. Sekarang tanaman ini banyak ditanam di daerah Kabupaten Bulukumba,
Sulawesi
Selatan, Indonesia.
Para petani tertarik dengan nilai kayu jenis ini. Semua bagian pohon dapat
dimanfaatkan untuk dijual, mulai dari batang gelondongan, cabang bahkan
ranting. Nilai ekonomis katu ini yang tinggi membuat tanaman ini ditanam dari
tepi jalan, di kebun, di halaman dan sebagainya.Buah gmelina berdaging, kulit
mengkilat, warna kulit hijau saat masih mudah, berubah warna kuning saat
matangdan mesokarp lunak.Sedangkan biji gmelina keras seperti batu, permukaan
licin, satu ujung bulat dan berwarna hijau.
Pinus
Klasifikasi
ilmiah:
Divisi :
|
Spermatophyta
|
Kelas :
|
Coniferinae
|
Ordo :
|
Pinales
|
Famili :
|
Pinaceae
|
Genus :
|
Pinus
|
Spesies :
|
Pinus mercusii
|
Pinus merkusii (pinus) adalah salah satu jenis
tanaman monokotil yang mempunyai ciri khas dengan daun yang memipih seperti
jarum berkelompok dan berupa sisik. Saat masih muda warnanya hijau, warnanya
berubah coklat ketika sudah tua, berkulit kasar.
Jati
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom
|
Plantae
|
Devisi
|
Spermathopyhta
|
Kelas
|
Dicotyledone
|
Ordo
|
Laminales
|
Family
|
Verbenaceae
|
Genus
|
Tectona
|
Spesies
|
Tectona grandis
|
Masa berbunga dan berbuahnya adalah Juni-Agustus
setiap tahunnya. Ukuran bunga kecil, diameter 6-8 mm, keputih-putihan dan
berkelamin ganda terdiri dari benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan
besar. Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah
batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri
dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp)
tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4
ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata
2.000 buah per kg. Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 5x4 mm. jarang
dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2
benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan. Akar Jati memilki 2
jenis akar yaitu tunggang dan serabut. Akar tunggang merupakan akar yang tumbuh
ke bawah dan berukuran besar. Fungsi utamanya menegakan pohon agar tidak mudah
roboh, sedangkan akar serabut merupakan akar yang tumbuh kesamping untuk
mencari air dan unsur hara. Untuk membedakan bibit jati yang berasal dari stek
pucuk dan pembiakan generatif (biji) bisa dibedakan terutama dari bentuk akar
(kalau mau beli bongkar dulu akarnya).
4.2.4
Herbarium
Kembang sore merupakan perdu
tegak yang seluruh permukaannya termasuk buahnya, diselimuti oleh rambut halus.
Kembang sore dapat tumbuh hingga mencapai 3 meter dengan usia yang panjang.
Pangkal tumbuhan tergolong berkayu dan memiliki ranting-ranting yang rapat.
Daunnya berbentuk jantung dengan letak yang berselang-seling, tepi bergerigi,
tulang dun menjari, dan ujung yang runcing. Bunga dari tanaman kembang sore
termasuk bunga tunggal dengan lima helai mahkota bunga yang berwarna kuning
atau jingga pucat dan umumnya berdiameter antara 2 sampai 2,5 sentimeter.
Berikut ini
pengklasifikasian dari tumbuhan kembang sore :
Kingdom : Plantae
Divisi : Eudikotil
Kelas : Rosidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Abutilon
Spesies : Abutilon
indicum
Tanaman
ini dapat ditemukan dari 1-400 m dpl. Menyukai tempat terbuka seperti di hutan,
semak, tanah kosong yang terlantar, kadang ditanam di pekarangan sebagai
tanaman hias. Perdu tegak berumur panjang, tinggi 0,5-3 rn, pangkalnya kerap
kali berkayu dengan ranting yang keluar dari bawah, berambut pendek dan rapat.
Daun letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya seperti jantung dengan
ujung runcing, tepi bergerigi atau beringgit kasar, tulang daun menjari,
panjang 3-11 cm, lebar 2,5-7 cm. bunga tunggal dengan daun mahkota berwarna
kuning.
Dalam
pengobatan tradisional barat, kembang sore sering dimanfaatkan untuk mencegah
berbagai penyakit, contohnya penyakit pada system pernapasan dan system urin.
Pada semua bagian dari tumbuhan kembang sore ini dapat digunakan sebagai obat,
mulai dari akar dan daun serta bunganya. Kembang sore merupakan tanaman perdu
yang menyukai tempat tumbuh di alam terbuka, hutan, lading yang tidak
terpakaidan mendapat cukup sinar matahari. Namun, karena warna bunganya yang
cukup indah, kembang sore ini biasa juga dijadikan tanaman hias untuk ditanam
di pekarangan rumah.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil kesimpulan dari praktikum ini adalah, daun
merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya berbentuk pipih dan
melebar. Daun juga merupakan suatu bagian tumbuhan yang paling penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun besar. Selain daun, tumbuhan juga
memiliki buah. Buah adalah perkembangan dinding bakal buah dan terkadang
juga bagian-bagian bunga yang lain. Buah mengandung biji. Buah memiliki
bentuk yang bermacam-macam. Tumbuhan biji merupakan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik
tertinggi, yang dicirikan dengan adanya suatu organ yang berupa biji.
Spesimen
yang memilki daun dan biji bisa di jadikan sebagai herbarium. Proses pembuatan herbarium meliputi dua tahap, yaitu
pengkoleksian atau pengumpulan specimen herbarium di lapangan serta proses
pembuatan di labolatorium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar