Halaman

Jumat, 27 Januari 2017

Laporan Dendrologi

I.                   PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan begitu pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula merupakan hanya cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan anatomi tumbuhan.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing bagian dari tumbuhan tersebut. Karena banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya bentuk daun baik daun lengkap dan daun tidak lengkap, maka perlunya mempelajari bagaimana sajakah bentuk dan pembagiannya. Tumbuhan juga merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Untuk itu mahasiswa yang mempelajari ilmu sains diharapkan bisa meneliti morfologi dari pada berbagai jenis tumbuhan.
Dari latar belakang tersebut, mahasiswa diharapkan bisa membahas tentang morfologi dari berbagai macam daun tumbuhan yang telah diamati pada saat melakukan praktikum di dalam laboratorium. Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat hanya pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun mempunyai helaian daun (lamina) yaitu bagian yang melebar yang bertaut pada batang oleh sebuah tangkai daun (petiolus). Buku-buku (nodus) adalah bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun. Tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan melebar.

2.1              Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan mengenal bagian-bagian daun lengkap dan daun tidak lengkap serta membedakan antara daun majemuk dan daun tunggal. Untuk mempelajari bagian-bagian bunga, susunan bunga majemuknya serta buah dan biji nya. Dan supaya kita mampuh membuat herbarium tumbuhan dengan baik dan benar, serta lengkap dengan keterangan dan catatan lapangan.
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita bisa paham tentang daun lengkap dan daun tidak lengkap, daun tunggal dan daun majemuk, serta kita bisa mengetahui buah, bunga dan biji dari tumbuhan.




II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Daun Lengkap Dan Daun Tidak Lengkap
Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya berbentuk pipih dan melebar. Daun juga merupakan suatu bagian tumbuhan yang paling penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun besar. Bagian batang tempat melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus), dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara daun dan batang dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :
1. Upih atau pelepah daun (Vagina)
2. Tangkai daun (Petiolus)
3. Helaian daun (lamina)
Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak jenisnya. Contohnya pada daun pisang, bambu, pinang, dan keladi. Ketiga tumbuhan itu tergolong tumbuhan yang memiliki daun lengkap karena ada pelepah, tangkai dan helaian daun. Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun tidak lengkap atau kehilangan satu atau dua bagian dari daun. Ada beberapa kemungkinan susunan daun yang tidak lengkap :
1.      Daun bertangkai, yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helaian daun saja. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian, contohnya pada daun nagka, daun mangga, dan lain-lain.
2.      Daun berupih atau daun berpelepah, yaitu daun yang terdiri atas upih dan helaian daun. Lazim kita jumpai pada suku rumput, misalnya padi dan jagung.
3.      Daun duduk, yaitu daun yang hanay terdiri helaian daun saja, jadi daun langsung melekat atau duduk pada batang.
4.      Filodia, yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai daun saja, biasanya tangkai daun lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan helaian daun semu (palsu).
Pada ketiga contoh daun di praktikum ini, contohnya daun keladi (Caladium bicolor) yang meruapakan salah satu contoh daun lengkap yang memiliki pelepah daun atau vagina, tangkai daun atau petioles, dan helaian daun atau lamina. Tanaman ini memiliki sifat daun yaitu bangun atau circumscription bentuknya menyerupai sebuah perisai atau peltatus dan mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam. Selanjutnya contoh daun tidak lengkap ada pada daun jarak ( Richinus comunis L ) yang hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun saja.

2.2              Daun Majemuk Dan Daun Tunggal
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya mempunyai sejumlah besar daun. Daun berbentuk tipis melebar berwarna hijau dan menghadap ke atas. Daun sangat berperan penting dalam proses fotositesis. Jumlah daun pada setiap tumbuhan berbeda sesuai dengan lingkungan dan jenis tumbuhan tersebut.Daun yang hidup di daerah panas (kering)  tentu berbeda jumlah daunnya dengan daun yang hidup di daerah berair. Jika diperhatikan lebih dalam lagi mengenai daun berbagai jenis tumbuhan maka akan terlihat 2 perbedaan daun yakni:
1.      Daun Tunggal
Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain karena pada daunnya hanya terdapat satu helai daun saja
2.      Daun Majemuk (folium compositum)
Daun majemuk adalah daun yang pada satu tangkainya  terdapat lebih dari satu helaian daun.  Pada bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut:
·         Ibu tangkai daun (potiolus communis) yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun yang masing-masing dinamakan anak daun.
·         Tangkai anak daun (petiololus) yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun.
·         Anak daun (foliolum) yaitu bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah.
Pembagian Daun Majemuk :
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkainya,yaitu:
A.                Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus), adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kiri kanan iu tangkai daun,jadi tersusun seperti sirip pada ikan. Macam-Macam Daun Majemuk Menyirip:
a)      Daun Majemuk Menyirip Beranak Daun Satu (Unifoliolatus)yaitu seperti daun tunggal tetapi pada tangkai daun memperlihatkan suatu persendian (articulatio) jadi helaian daun tidak langsung pada ibu tangkai.Contoh: daun pada jeruk nipis (Citrus aurantifolia Sw.).
b)      Daun Majemuk Menyirip Genap (abrupte pinnatus)yaitu daun yang terdapat sejumlah  anak daun berpasangan di sisi kanan dan kiri ibu tulang namun pada suatu anak daun tidak selalu berpasangan maka dapat dilihat dari ujung ibu tangkainya. Apabila ujung tangkainya terputus maksudnya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat anak daun sehingga ujung ibu tangkai bebas dan kalau ada pasti tertutup oleh pucuk kecil. Contoh: daun asam(Tamarindus indica  L )
c)      Daun Majemuk Menyirip Gasal (imparipinnatus) yaitu ada tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Apabila ditinjau dari dari jumlah anak daunnya akan terlihat anak daun berpasangan namun di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri.  Contoh: mawar (Rosa sp ).
Berdasarkan kedudukan anak daun pada ibu tangkai dan besar kecil anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu tangkai :
a.       Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan (jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan).
b.      Daun majemuk menyirip berseling (jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling).
c.       Daun majemuk menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus) yaitu jika anak daun pada ibu tangkai berselang-seling (pasangan anak daun lebar dengan anak daun yang sempit).Contoh pada daun tomat (Solanum lycopersicum L.)
B.                 Daun  Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus), adalah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.Berdasarkan jumlah anak daun:
a.       Beranak daun dua ( bifoliolatus ),pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun. Contoh: daun nam-nam (Cynometra cauliflora L.)
b.      Beranak daun tiga ( trifoliolatus ),pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun. Contoh: daun pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell)
c.       Beranak daun lima ( quinquefoliolatus ) , pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun. Contoh: pada daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.)
d.      Beranak daun tujuh ( septemfoliolatus ), pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh anak daun. Contoh: daun randu (Ceiba pentandra Gaertn)
e.       Beranak daun 7 atau lebih ( polyfoliolatus )
C.                Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus), adalah daun yang mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari namun dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai melainkan pada tangkai anak daun di sampingnya. Contoh: ( Arisaema filiformeI )
D.                Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus), adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang – cabang ibu tangkai memencar seperti jari. Campuran susunan menjari dan menyirip. Contoh : daun sikejut ( Mimosa pudica L )

2.3              Bunga
Bunga Johar (Senna seamea Linn) merupakan Bunga yang terkumpul dalam malai di ujung ranting, panjang 15 – 60 cm, berisi 10 — 60 kuntum   yang terbagi lagi ke dalam beberapa tangkai (cabang) malai rata. Kelopak 5 buah, oval membundar, 4 – 9 mm, tebal dan berambut halus. Mahkota bunga berwarna kuning cerah, 5 helai, gundul, bundar telur terbalik, bendera dengan kuku sepanjang 1 – 2 mm. Benang sari 10, yang terpanjang lk. 1 cm; kurang lebih sama panjang dengan bakal buah dan tangkai putiknya.
Bunga Jati (Tectona grandis L.) merupakan bunga majemuk, bentuk malainya terdiri dari ratusan bunga kecil, yang tumbuh terminal di ujung atau tepi cabang. Panjang malai antara 60-90 cm dan lebar antara 10-30 cm. Bunga jati termasuk bunga berumah dua, karena dalam satu pohon terdapat bunga jantan (benang sari) dan bunga betina (putik). Bunga berwarna putih, lebar bunga berukuran 4-5 mm dan panjang 6-8 mm. Kelopak bunga (calyx) berjumlah 5-7 dan berukuran 3-5 mm. Mahkota bunga (corolla) tersusun secara melingkar dengan ukuran sekitar 10 mm. Tangkai putik (stamen) berjumlah 5-6 buah dengan filamen berukuran 3 mm, antera memanjang berukuran 1-5 mm, ovarium membulat berukuran sekitar 2 mm. Bunga yang terbuahi akan menghasilkan buah berukuran sekitar 2 mm. Bunga yang terbuahi akan menghasilkan buah berukuran 1-1,5 cm.
Bunga Gamal (Cliricidia maculate) merupakan bunga  keluar tunggal dengan 20-40 pertangkai, merah muda sampai ungu muda, bercampur putih.
Bunga Lamtoro (Leucanea leucocephala) merupakan bunga majemuk berupa bongkol (perbungaan capitulum) bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol, tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12-21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm. bunga kecil-kecil, berbilangan 5, tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, berukuran 3 mm, mahkota bentuk solet berukuran 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai berukuran 10 mm dan lepas-lepas. Buah polong bentuk pita lurus, pipih tipis, 14-26 cm x 1,5-2 cm, dengan sekat-sekat diantara biji, berwarna hijau saat muda dan coklat kering jika telah masak, memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletak melintang dalam polongan, bulat telur terbalik, berwarna coklat tua mengkilap, berukuran 6-10 mm x 3-4,5 mm.
Bunga Jembolan (Eugenia cumini) merupakan tumbuhan buah-buahan yang berasal dari Asia dan Australia tropik. Biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar, terutama di hutan jati. Jamblang tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Pohon dengan tinggi 10-20 m ini berbatang tebal, tumbuhnya bengkok, dan bercabang banyak. Daun tunggal, tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik, pangkal lebar berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk malai dengan cabang yang berjauhan, bunga duduk, tumbuh di ketiak daun dan di ujung percabangan, kelopak bentuk lonceng berwarna hijau muda, mahkota bentuk bulat telur, benang sari banyak, berwarna putih, dan baunya harum. Buahnya buah buni, lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau, setelah masak warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk lonjong, keras, warnanya putih. Berakar tunggang, bercabang-cabang, berwarna cokelat muda. Biasanya, buah jamblang yang masak dimakan segar. Rasanya agak asam dan sepat. Kulit kayu bisa digunakan sebagai zat pewarna.

2.4              Buah Dan Biji
Buah adalah perkembangan dinding bakal buah dan terkadang juga bagian-bagian bunga yang lain.  Buah mengandung biji. Buah memiliki bentuk yang bermacam-macam. Pada setiap macam buah tersebut msing-masing membantu menyebarkan biji-bijinya. Ada yang dibantu dengan struktur khusus sehingga disebarkan oleh angin, ada yang melekat pada pakaian kita atau bulu hewan, sehingga dapat terbawa ke tempat lain. Biji adalah sporofit embrio dorman dengan makanan cadangan dan salut pelindung.  Biji memiliki dua fungsi, yakni menyebarkan spesies ke tempat baru dan mempertahankan spesies dalam keadaan iklim yang tidak menguntunglan.
Buah pada tumbuhan pada umumnya dibedakan menjadi dua golongan, yakni buah semu atau tertutup dan buah sungguh atau telanjang. Buah semu atau tertutup adalah buah yang terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang malah menjadi bagian utama dari buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian,  dan seringkali menjadi bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi. Buah sungguh atau buah telanjang adalah buah melulu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian-bagian lainnya yang masih tinggal, bagian ini tidak menjadi bagian buah yang berarti.
Tumbuhan biji merupakan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang dicirikan dengan adanya  suatu organ yang berupa biji (dalam bahasa Yunani: sperma). Biji berasal dari bakal biji yang dapat disamakan dengan makrosporangium.  Di dalamnya dihasilkan makrosporan yang tidak pernah meninggalkan tempatnya dan di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya.  Setelah terjadi pembuahan, zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio yang sementara tetap di tempat itu pula. Selanjutnya, bakal biji yang kemudian mengandung embrio itu berkembang menjadi alat reproduksi yang disebut biji.  Jadi, dari segi ontogeninya, biji adalah suatu alat reproduksi generatif  atau seksual karena terjadinya didahului oleh suatu peristiwa seksual, yakni peleburan sel telur dengan sel kelamin jantan.
Pertumbuhan tinggi tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan pembentukan dedaunan bergantung pada kualitas tempat tumbuh.Setidaknya terdapat tiga faktor lingkungan dan satu faktor genetik (intern) yang sangat nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi yaitu kandungan nutrien mineral tanah, kelembaban tanah, cahaya matahari, serta keseimbangan sifat genetik antara pertumbuhan tinggi dan diameter suatu pohon.

2.5              Teknik Pembuatan Herbarium
Ada beberapa pengertian herbarium :
1.      Herbarium merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang telah dikeringkan, kemudian dipres atau di awetkan, yang berguna untuk kepentingan ilmiah atau sebagai referensi (sumber pustaka, biasa juga disebut dengan specimen herbarium).
2.      Gedung tempat membuat dan menyimpan specimen herbarium.
3.      Sebuah lembaga yang mengelolah keanekaragaman hayati terutama untuk koleksi jenis tumbuhan baik kriptogamie maupun spermatopite.
Proses pembuatan herbarium meliputi dua tahap, yaitu pengkoleksian atau pengumpulan specimen herbarium di lapangan serta proses pembuatan di labolatorium. Dalam penelitian herbarium ini, specimen yang di ambil adalah jenis perdu, yaitu tumbuhan kembang sore ( Abutilon indicum ). Tumbuhan tersebut merupakan jenis perdu obat-obatan dari family Malvaceae yang tumbuh pada daerah beriklim tropis dengan suhu hangat. Kembang sore ( Abutilon indicum ) memiliki bunga dengan mahkota berwarna kuning atau jingga pucat. Seluruh bagian tumbuhan menahun tersebut dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Pada masa 1000 sebelum masehi, ekstrak tanaman kembang sore
( Abutilon indicum ) digunakan dalam pengobatan demam dan reumatik. Kemudian pada masa selanjutnya, seluruh bagian tanaman kembang sore juga dimanfaatkan dalam Ayurweda, pengobatan tradisional Hindu, dan Unani, pengobatan tradisional Yunani, sebagai obat untuk membantu pembekuan darah, melancarkan buang air kecil, mengobati epilepsy, mencegah peradangan dan pengobatan lainnya. Meskipun daun tumbuhan kembang sore mengandung getah, daunnya tetap digunakan untuk menghentikan pendarahan, mengobati sakit kepala, demam, dan sifilis dengan cara diolah terlebih dahulu. Air rebusan daunnya juga dapat digunakan untuk berkumur bagi penderita gigi berlubang atau peradangan gusi dan pembersih luka. Bagian lain yang bermanfaat adalah bunganya yang dihaluskan untuk mengobati batuk, akarnya yang digunakan untuk pereda demam dan mengobati penyakit pada saluran  kemih, dan bijinya yang digunakan untuk mengobati impotensi dan ejakulasi. Saat ini pemanfaatan kembang sore telah berkembang, sehingga kembang sore juga dimanfaatkan untuk mengobati wasir, gondongan, sembelit, serta membasmih cacing kremi di dalam tubuh.










III.             METODE PENELITIAN

3.1              Waktu dan Tempat
Praktikum Mata Kuliah Dendrologi  dilaksanakan pada hari kamis, 7 Mei 2015 dari pukul 15.00 sampai dengan selesai. Bertempat di ruangan kelas KHT A Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Dan untuk pengambilan specimen herbarium dilakukan pada hari minggu tanggal 10 Mei 2015 yang dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan selesai, yang bertempat di desa Kawatuna, sedangkan untuk tehnik pembuatan herbarium dilanjutkan pada hari senin tanggal 11 Mei 2015 pukul 10.00 sampai dengan selesai yang bertempat di gedung herbarium Universitas Tadulako Palu.

3.2       Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum, yaitu :
1)      Alat tulis menulis
2)      Buku gambar
3)      Cutter
4)      Kertas koran bekas
5)      Kertas kardus atau alumunium bergelombang ukuran 30 x 45 cm
6)      Kantong plastik
7)      Tali rapiah
8)      Gunting
9)      Lem
Bahan yang digunakan pada saat praktikum, yaitu :
1)      Alkohol 70% atau spiritus
2)      Daun Pinang (Areca catechu)
3)      Daun Jarak (Richinus bicolor)
4)      Daun Eboni (Diospyros celebica Bakh)
5)      Daun Leda (Eucalyptus deglupta)
6)      Daun Gmelina (Gmelina arborea)
7)      Daun Johar (Senna seamea)
8)      Daun Kelor (Moringa oleifera)
9)      Daun Kapok/Randu (Ceiba Petandra)
10)  Bunga Johar (Senna seamea Linn)
11)  Bunga Jati (Tectona grandis L.)
12)  Bunga Gamal (Cliricidia maculata)
13)  Bunga Lamtoro (Leucanea leucocephala)
14)  Bunga Jembolan (Eugenia cumini)
15)  Buah Johar (Senna seamea Lamk.)
16)  Buah Jati (Tectona grandis L.)
17)  Buah Gmelina (Gmelina arborea)
18)  Buah Pinus (Pinus merkusii Jungh.et da Vriesse)
3.3       Cara Kerja
3.3.1    Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap
   Adapun cara kerja pengamatan daun lengkap dan daun tidak lengkap yaitu :
1.tulis nama daerah dan nama ilmiah tumbuhan diatas serta nama family nya
2.gambar daun lengkap dengan tangkainya dan sebutkan bagian-bagian daunnya.
3.Gambarkan secara jelas dan sebutkan tipe dari bagian ujung daun, pangkal daun, tepi daun serta pertulangan daunnya.
Tunjukkan mana daun lengkap dan daun ridak lengkap.

3.3.2        Daun Tunggal dan Daun Majemuk
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini, yaitu :
1. Mengamati satu persatu bentuk morfologi dari daun Eboni (Diospyros celebica), daun Leda (Eucalyptus deglupta), daun Gmelia (Gmelia arborea), daun Johar (Senna seamea), daun kelor (Moringa oleifera), dan daun kapok (Ceiba petandra)
2. Menulis nama spesies dan family dari daun daun Eboni (Diospyros celebica), daun Leda (Eucalyptus deglupta), daun Gmelia (Gmelia arborea), daun Johar (Senna seamea), daun kelor (Moringa oleifera), dan daun kapok (Ceiba petandra)
3. Mengambar bentuk morfologi daun secara lengkap dengan batang/ranting
4. Memberi keterangan bagian-bagian daun seperti tangkai daun (petiolus), ibu tangkai daun, tangkai anak daun, helaian daun dll
Mencatat seluruh keterangan penting tentang jenis daun, bentuk daun susunan anak daun dan tata letak daun pada batang.

3.3.3        Bunga
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Tuliskan nama spesies dan nama familinya dari setiap specimen praktikum
2.Gambar bunga dari masing – masing jenis tumbuhan diatas dan beri keterangan mengenai:
a)      Tangkai Bunga/ Ibu tangkai bunga
b)      Daun pelindung (Brachtea)
c)      Kelopak (Calyx)
d)     Mahkota (Corolla)
e)      Benang sari (Stamen)
f)       Putik (Pistillum)
3.Tuliskan susunan bunga majemuknya.

3.3.4        Buah dan Biji
Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1)      Tulis nama species dan familia dari setiap specimen
2)      Gambar buah lengkap dengan bagian-bagiannya dan beri keterangan :
a.          Kulit buah
b.         Warna buah
c.          Bentuk buah
d.         Sisik buah
3)      Gambar biji utuh dan belah biji kemudian gambar biji yang sudah dibelah. Beri keterangan :
a.          Tali pusar biji
b.         Kulit biji
c.          Warna biji
d.         Embryo
e.          Lembaga (kotiledon)
f.          Sayap biji

3.3.5        Teknik Pembuatan Herbarium
Cara pembuatan herbarium di buat di dua tempat, yaitu :
A.    Dilapangan
1.      Ambil bagian tumbuhan yang lengkap terutama yang mempunyai daun, bunga dan buah.
2.      Setelah itu semprotkan alcohol 70% pada seluruh bagian tumbuhan.
3.      Lalu letakan di atas kardus (dos bekas) yang kemudian bagian daun di rekatkan menggunakan selotip/double tip yang dialas dengan kertas agar bagian specimen tidak terkena langsung dengan perekat tadi.
4.      Kemudian tutup specimen tadi menggunakan bagian lain dari kertas kardus tadi.
5.      Setelah itu bungkus lagi menggunakan kertas Koran
6.      Setelah semua bagian ditutupi dengan kertas Koran dan dirapikan, lalu ikat menggunakan tali pengikat.
7.      Setalah itu berikat etiket gantung/label pada specimen tersebut.

B.     Di Laboratorium Herbarium
1.      Buka kertas Koran yang membungkus specimen tadi.
2.      Pindahkan specimen tadi pada sebuah kertas karton.
3.      Tempelkan lagi specimen tadi di karton tersebut dan direkatkan menggunakan perekat/double tip
4.      Dan tuliskan informasi mengenai nama latin, family dan nama kelompok pada kertas karton yang sudah diletakkan specimen tersebut.








IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1              Hasil
4.1.1    Daun Lengkap dan Tidak Lengkap
Gambar I :    -Daun pinang ( Areca catechu )
                     -Bentuk daun lanset
                     -Bentuk ujung daun runcing
                     -Bentuk pangkal daun meruncing
                     -Merupakan daun lengkap
Gambar II :  -Daun Jarak ( Richinus comunis L  )
                     -Bentuk daun bulat
                     -Bentuk ujung daun terbelah
                     -Bentuk pangkal daun tumpul
                     -Merupakan daun tidak lengkap

Gambar III : -Daun keladi ( Caladium bicolor )
                     -Bentuk ujung daun meruncing
                     -Bentuk pangkal daun meruncing
                     -Bentuk daun jantung
                     -Merupakan daun lengkap

4.1.2    Daun Tunggal dan Daun Majemuk
1.      Daun Eboni (Diospyros celebica)
Nama local            : Daun Eboni
Family                   : Ebenaceae
Jenis daun             : Daun majemuk menyirip gazal
Tata letak daun     : Tersebar
Gambar                 :


2.      Daun leda (Eucalyptus deglupta)
Nama local            : Daun Leda
Family                   : Myrtaceae
Jenis daun             : Daun majemuk menyirip genap
Tata letak daun     : Berhadap/bersilang.
Gambar                 :


3.      Daun Gmelia (Gmelia arborea)
Nama local            : Daun Gmelia
Family                   : Verbenaceae
Jenis daun             : Daun tunggal
Tata letak daun     : -
Gambar                 :


4.      Daun Johar (Senna seamea)
Nama local            : Daun johar
Family                   : Legaminaseae
Jenis daun             : Daun majemuk menyirip ganda dua
Tata letak daun     : Berhadapan/berseling
Gambar                 :
 



5.      Daun Kelor (Moringa oleifera)
Nama local            : Daun Kelor
Family                   : Moringaceae
Jenis daun             : Daun majemuk menyirip ganda tiga
Tata letak daun     : Berhadapan/berseling
Gambar                 :


6.      Daun kapuk (Ceiba petandra)
Nama local            : Daun Kapuk
Family                   : Malvaceae
Jenis daun             : Daun majemuk menjari
Tata letak daun     : Berkarang
Gambar                 :


4.1.3    Bunga
   Gambar 1. Bunga Johar ( Senna seamea Linn )
   Gambar 2. Bunga Jati ( Tectona grandis L )
   Gambar 3. Bunga Gamal ( Cliricidia maculata )
 Gambar 4.Bunga Lamtoro (Leucaena leucocephala)
    Gambar 5. Bunga Jebolan ( Eugenia cumini )
4.1.4    Buah dan Biji
               Gambar Buah Johar (Senna seamea L.)
   Gambar Biji Johar (Senna seamea L.)

   Gambar Buah Jati (Tectona grandis L.)
   Gambar Biji Jati (Tectona grandis L.)
   Gambar Buah Gmelina (Gmelina arborea)
   Gambar Biji Gmelina (Gmelina arborea)
   Gambar Buah Pinus (Pinus Merkusii)
   Gambar Biji Pinus (Pinus Merkusii)




4.2              Pembahasan
4.2.1        Daun Lengkap Dan Daun Tidak Lengkap
a.                  Daun Pinang ( Areca catechu )
Pinang adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Pinang juga merupakan nama buahnya yang diperdagangkan orang. Pinang memiliki batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 meter dengan diameter 15 cm, meski ada juga yang lebih besar. Memiliki tajuk yang tidak rimbun. Pinang termasuk tumbuhan yang memiliki daun lengkap, karena memiliki pelepah daun, tangkai daun, dan juga helaian daun. Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang hamper 80 cm, tangkai daun pendek, helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm dengan ujung sobek bergerigi.
Tongkol bunga dengan seludang yang panjang dan mudah rontok, muncul dibawah daun, panjangnya kurang lebih 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai 75 cm. pinang memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom        :     Plantae
Divisi             :     Magnoliophyta
Kelas              :     Liliopsida
Ordo              :     Arecales
Famili             :     Arecaceae
Genus             :     Areca
Spesies           :     Areca catechu

b.                  Daun Jarak ( Richinus comunis L )
Jarak adalah tumbuhan liar setahun ( annual ) dan biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7-9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang memiliki daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun saja.
Sebutan untuk pohon jarak di Indonesia berbeda-beda di setiap daerah. Namun jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan hijau bersemburat merah, sedangkan daunnya berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada permukaan bawah. Jarak merupakan sumber minyak jarak dan mengandung zat ricin, yang sejenis racun mematikan. Berikut ini klasifikasi tumbuhan jarak :
Kingdom         :           Plantae
Divisi             :     Magnoliophyta
Kelas              :     Magnoliopsida
Ordo              :     Malpighiales
Famili             :     Euphrbiaceae
Genus             :     Richinus
Spesies           :     Richinus comunis L

c.                  Daun Keladi ( Caladium bicolor )
Tumbuhan jarak merupakan salah satu tumbuhan yang berdaun lengkap atau folium completes karena memiliki pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Tumbuhan ini memiliki sifat daun yaitu bangun daun atau circumscription berbentuk menyerupai sebuah perisai atu peltatus. Daging daun atau intervenium nya bersifat seperti kertas atau papyraceus. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya bersifat menjari atau palminervis. Tepi daun atau margo folii nya bersifat berombak atau repandus. Ujung daun atau apex folii nya bersifat meruncing atau acuminatus. Permukaan daunnya bersifat licin.
Keladi dapat tumbuh pada daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan 250-300 mm/tahun. Ketinggian untuk tumbuhan ini yaitu 2-3 m/tahun, dengan keadaan tanah yang tidak terlalu kering dan lembab dengan pH 5,5 – 6,5 dan ketinggian 1-1300 m dpl. Berikut ini merupakan klasifikasi keladi :
Kingdom        :     Plantae
Divisi             :     Spermatophyta
Kelas              :     Monocotyledoneae
Ordo              :     Arales
Famili             :     Araceae
Genus             :     Caladium
Spesies           :     Caladium bicolor


4.2.2        Daun Majemuk Dan Daun Tunggal
Daun adalah satu bagian terpenting dari tumbuhan yang  terdapat pada batang, dimana bagian tempat duduknya/ melekatnya daun dinamakan buku-buku (Nodus) batang, sedangkan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (Axilla). Daun terbagi dua yaitu daun tunggal dan daun majemuk.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di dapatkan bahwa pada daun eboni (Diospyros celebica) yang berasal dari family Ebenaceae memiliki stuktur daun yang terdiri atas helai daun, tangkai daun, tangkai anak daun dan ibu tangkai daun. Daun eboni (Diospyros celebica) merupakan daun mejemuk karena tangkainya bercabang-cabang dan setiap tangkai terdapat helai daun, daun eboni (Diospyros celebica) juga termasuk daun majemuk menyirip gazal dan tidak termasuk daun majemuk menyirip ganda karena ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan. Sementara untuk tata letak daun eboni (Diospyros celebica) tersebar pada batang.
Daun leda (Eucalyptus deglupta) merupakan daun dari family Myrtaceae yang memiliki struktur yang terdiri atas helai daun, tangkai daun, tangkai anak daun dan ibu tangkai daun, daun leda (Eucalyptus deglupta) juga merupakan daun majemuk genap. Hal ini disebabkan karena terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tangkai, oleh sebab itu jumlah ank daunnya biasanya lalu menjadi genap dan memiliki tata letak berhadap/bersilang.
Daun Gmelia (Gmelia arborea) yang berasal dari family Verbenaceae ini merupakan daun tunggal karena pada setiap tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Daun Gmelia (Gmelia arborea) tersusun atas helai daun, tangkai daun, tangkai anak daun tulang daun dan ibu tangkai daun yang tata daun pada batang tersusun berhadapan berseling.
Johar (Senna seamea) adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras yang termasuk dalam family Leguminosae termasuk kedalam daun majemuk menyirip genap karena disebabkan karena terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tangkai. Daun Johar (Senna seamea) juga termasuk sebagai daun menyirip ganda dua karena anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai. Tata letak daun Johar (Senna seamea) pada batang adalah berhadapan/ bersilang .
Kelor (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae memiliki stuktur daun yang terdiri atas helai daun, tangkai daun, tangkai anak daun tulang daun dan ibu tangkai daun. Daun kelor (Moringa oleifera) merukan daun majemuk Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda dan termasuk daun menyirip ganda tiga.
Terakhir pada daun kapuk (Ceiba petandra) yang berasal dari family Malvaceae memiliki struktur sama seprti daun lainnya yaitu tersusun atas helai daun, tangkai daun, tangkai anak daun tulang daun dan ibu tangkai daun. Daun kapuk (Ceiba petandra) termasuk kedalam daun majemuk menjari dengan tata daun pada batang berkarang.
4.2.3        Bunga
Tanaman Johar merupakan tanaman dengan batang pohon yang keras dengan nama latin Senna seamea Linn dengan familia Leguminoceae. Bunga johar merupakan salah satu bunga lengkap atau sempurna dimana memiliki mahkota bunga sebagai pelindung, memiliki putik, benang sari, kelopak. Dengan susunan majemuknya Malai dan tipe simetrinya Actinomorphus.
Tanaman Jati merupakan sejenis pohon penghasl kayu yang bermutu tinggi, pohon besar berbatang lurus dan dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 meter dengan nama latin Tectona grandis L. Dengan familia Verbenaceae. Bunga jati termasuk bunga tidak sempurna karena  hanya memiliki putik, benang sari, kelopak, mahkota, dan tangkai bunga. Akan tetapi bunga jati tidak memiliki salah satu bagian bunga (tidak ada bakal buah). Dengan susunan majemuknya Payung majemuk dan tipe simetrinya Actinomorphus.
Tanaman Gamal merupakan tanaman pagar hidup peneduh tanaman atau sebagai rambatan. Tanaman ini berfungsi sebagai pengendali erosi dan gulma atau alang-alang dengan nama latin Cliricidia maculata dengan familia Leguminoceae. Bunga gamal termasuk bunga tidak sempurna karena hanya memiliki putik, benang sari, mahkota, kelopak, dan tangkai bunga. Akan tetapi bunga gamal tidak memiliki bakal buah dan bakal biji. Dengan susunan majemuknya Botrys dan tipe simetrinya Zygomorphus.
Tanaman Lamtoro merupakan pohon perdu yang tingginya10-20 meter dan memiliki percabangan rendah dan banyak dengan pepangan kecoklatan atau keabua-buan dan juga memiliki lentisel dengan nama latin Leucaena leucocephala dengan familia Leguminoceae. Bunga lamtoro termasuk bunga tidak sempurna karena hanya memiliki benang sari, putik, dan tangkai bunga. Dengan susunan majemuknya Bongkol dan tipe simetrinya Asymmetrus.
Tanaman Jembolan merupakan tumbuhan tropi yang berasal dari India, Burma, Ceylon. Tumbuhan ini banyak di gunakan sebagai bahan untuk pengobatan tradisional. Dengan nama latin Eugenia cumini familia Myrtaceae. Bunga jembolan termasuk bunga tidak sempurna karena hanya memilki bagian punya seperti benang sari, kelopak, putik, dan tangkai bunga. Bunga ini tidak memiliki mahkota bunga. Dengan susunan majemuknya Malai dan tipe simetrinya Asymmetrus.

4.2.4    Buah Dan Biji
Johar (Senna seamea)
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan:
Divisi   :
Kelas   :
Ordo    :
Famili  :
Genus  :
Spesies :
Senna seamea

Johar adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras yang termasuk suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan). Pohon yang sering ditanam sebagai peneduh tepi jalan ini dikenal pula dengan nama-nama yang mirip, seperti juwar  atau johor. Buah polong memipih,  dengan tepi yang menebal, kulit yang kasar, warnanya hijau saat mudah dan berubah warning coklat saat tua atau kering. Biji bundar, telur pipih, berwarna hijau saat muda dan pada saat kering atau tua berwarna coklat terang mengkilap.
Gmelina
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan          :
Divisi               :
Kelas               :
Ordo                :
Famili              :
Genus              :
Gmelina
Spesies :
Gmelina arborea Roxb.

Gmelina atau sering disebut jati putih merupakan termasuk tanaman penghasil kayu yang produktif. Tanaman jati putih berasal dari Asia Tenggara, di negara lain dikenal dengan nama Gamari atan Gumadi (India), Gamar (Bangladesh) atau Yemane (Myanmar). Banyak ditanam sebagai tanaman pelindung, sebagian besar dimanfaatkan sebagai tanaman komersil. Sekarang tanaman ini banyak ditanam di daerah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Para petani tertarik dengan nilai kayu jenis ini. Semua bagian pohon dapat dimanfaatkan untuk dijual, mulai dari batang gelondongan, cabang bahkan ranting. Nilai ekonomis katu ini yang tinggi membuat tanaman ini ditanam dari tepi jalan, di kebun, di halaman dan sebagainya.Buah gmelina berdaging, kulit mengkilat, warna kulit hijau saat masih mudah, berubah warna kuning saat matangdan mesokarp lunak.Sedangkan biji gmelina keras seperti batu, permukaan licin, satu ujung bulat dan berwarna hijau.
Pinus
Klasifikasi ilmiah:
Divisi   :
Spermatophyta
Kelas   :
Coniferinae
Ordo    :
Pinales
Famili  :
Pinaceae
Genus  :
Pinus
Spesies :
Pinus mercusii

Pinus merkusii (pinus) adalah salah satu jenis tanaman monokotil yang mempunyai ciri khas dengan daun yang memipih seperti jarum berkelompok dan berupa sisik. Saat masih muda warnanya hijau, warnanya berubah coklat ketika sudah tua, berkulit kasar.
Jati
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
Plantae
Devisi
Spermathopyhta
Kelas
Dicotyledone
Ordo
Laminales
Family
Verbenaceae
Genus
Tectona
Spesies
Tectona grandis

Masa berbunga dan berbuahnya adalah Juni-Agustus setiap tahunnya. Ukuran bunga kecil, diameter 6-8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri dari benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar. Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 5x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan. Akar Jati memilki 2 jenis akar yaitu tunggang dan serabut. Akar tunggang merupakan akar yang tumbuh ke bawah dan berukuran besar. Fungsi utamanya menegakan pohon agar tidak mudah roboh, sedangkan akar serabut merupakan akar yang tumbuh kesamping untuk mencari air dan unsur hara. Untuk membedakan bibit jati yang berasal dari stek pucuk dan pembiakan generatif (biji) bisa dibedakan terutama dari bentuk akar (kalau mau beli bongkar dulu akarnya).

4.2.4        Herbarium
Kembang sore merupakan perdu tegak yang seluruh permukaannya termasuk buahnya, diselimuti oleh rambut halus. Kembang sore dapat tumbuh hingga mencapai 3 meter dengan usia yang panjang. Pangkal tumbuhan tergolong berkayu dan memiliki ranting-ranting yang rapat. Daunnya berbentuk jantung dengan letak yang berselang-seling, tepi bergerigi, tulang dun menjari, dan ujung yang runcing. Bunga dari tanaman kembang sore termasuk bunga tunggal dengan lima helai mahkota bunga yang berwarna kuning atau jingga pucat dan umumnya berdiameter antara 2 sampai 2,5 sentimeter.
Berikut ini pengklasifikasian dari tumbuhan kembang sore :
Kingdom         :     Plantae
Divisi               :     Eudikotil
Kelas               :     Rosidae
Ordo                :     Malvales
Famili              :     Malvaceae
Genus              :     Abutilon
Spesies            :     Abutilon indicum
Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-400 m dpl. Menyukai tempat terbuka seperti di hutan, semak, tanah kosong yang terlantar, kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias. Perdu tegak berumur panjang, tinggi 0,5-3 rn, pangkalnya kerap kali berkayu dengan ranting yang keluar dari bawah, berambut pendek dan rapat. Daun letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya seperti jantung dengan ujung runcing, tepi bergerigi atau beringgit kasar, tulang daun menjari, panjang 3-11 cm, lebar 2,5-7 cm. bunga tunggal dengan daun mahkota berwarna kuning.
Dalam pengobatan tradisional barat, kembang sore sering dimanfaatkan untuk mencegah berbagai penyakit, contohnya penyakit pada system pernapasan dan system urin. Pada semua bagian dari tumbuhan kembang sore ini dapat digunakan sebagai obat, mulai dari akar dan daun serta bunganya. Kembang sore merupakan tanaman perdu yang menyukai tempat tumbuh di alam terbuka, hutan, lading yang tidak terpakaidan mendapat cukup sinar matahari. Namun, karena warna bunganya yang cukup indah, kembang sore ini biasa juga dijadikan tanaman hias untuk ditanam di pekarangan rumah.










V.                KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan
            Hasil kesimpulan dari praktikum ini adalah, daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya berbentuk pipih dan melebar. Daun juga merupakan suatu bagian tumbuhan yang paling penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun besar. Selain daun, tumbuhan juga memiliki buah. Buah adalah perkembangan dinding bakal buah dan terkadang juga bagian-bagian bunga yang lain.  Buah mengandung biji. Buah memiliki bentuk yang bermacam-macam. Tumbuhan biji merupakan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang dicirikan dengan adanya  suatu organ yang berupa biji.
Spesimen yang memilki daun dan biji bisa di jadikan sebagai herbarium. Proses pembuatan herbarium meliputi dua tahap, yaitu pengkoleksian atau pengumpulan specimen herbarium di lapangan serta proses pembuatan di labolatorium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar