Halaman

Sabtu, 18 Februari 2017

Laporan Struktur Sifat Kayu

I.       PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang  mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk keperluan mulai dari memasak, membuat perabot (meja,kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuk kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
            Selain itu kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.  Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang struktur kayu. Pengetahuan tentang struktur ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan struktur tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal. Ilmu perkayuan mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
Identifikasi kayu melalui sifat mikroskopis adalah identifikasi terhadap sel-sel penyusun kayu yang diamati menggunakan Loupe atau secara mikroskopis menggunakan mikroskop.
Dalam hal ini yang akan diteliti yaitu sifat mikroskopis kayu kecapi. Kayu kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan dan mudah dipoles. Kayu kecapi berasal dari pohon kecapi diperkirakan berasal dari Indocina dan Semenanjung Malaya. Berabad-abad yang silam, tumbuhan ini dibawa dan dimasukkan ke India, Indonesia (Borneo, Maluku, Tapanuli), Mauritius, dan Filipina, di mana tanaman buah ini kemudian menjadi populer, ditanam secara luas dan mengalami naturalisasi, dalam bahasa Batak disebut Sotul. Pohon ini ditanam terutama karena diharapkan buahnya, yang berasa manis atau agak masam. Kulit buahnya yang berdaging tebal kerap dimakan dalam keadaan segar atau dimasak lebih dulu, dijadikan manisan atau marmalade. Berbagai bagian pohon kecapi memiliki khasiat obat. Rebusan daunnya digunakan sebagai penurun demam. Serbuk kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya untuk obat kembung, sakit perut dan diare; serta untuk penguat tubuh wanita setelah melahirkan. Kecapi ada dua macam, yakni dengan daun tua sebelum gugur berwarna kuning dan yang berwarna merah. Dahulu, kedua varietas ini dianggap sebagai spesies yang berbeda (Sandoricum indicum berdaun kuning dan S. nervosum berdaun merah).
1.2         Tujuan dan Kegunaan
Tujuan diadakannya pratikum adalah untuk mengetahui struktur mikroskopis kayu kecapi yang meliputi pembuluh, parenkim dan jari-jari.
Kegunaan diadakannya praktikum ini adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui sifat mikroskopis pada kayu yang terdiri dari pembuluh kayu, parenkim aksial kayu, dan jari-jari kayu.

















II.      TINJAUAN PUSTAKA
§    klasifikasi Tumbuhan Kecapi
Sistematika tumbuhan kecapi adalah sebagai berikut :
Kingdom           : Plantae
Divisi                 : Spermatophyta
Class                  : Dicotyledoneae
Ordo                  : Rutales
Famili                 : Meliaceae
Genus                : Sandoricum
Spesies               : Sandoricum koetjape Merr.
Nama  umum  tumbuhan  adalah  kecapi. Tumbuhan  ini  dikenal  oleh  masyarakat indonesia dengan nama daerah yaitu pono setul (aceh), hasapi (batak), santu (minang kabau), kecapi (sunda), kecapi (jawa), sentol (madura) (Hutapea,1994).
§    Tumbuhan Kecapi
Pohon setinggi 30 m, memiliki cabang dan ranting yang banyak. Batang melengkung, berkayu, bergetah, percabangan mulai dari bagian pangkalnya. Daun majemuk, lonjong, berseling, panjang 12-20 cm, lebar 9 -14 cm,tepi rata, ujung meruncing, pertulangan menyirip, permukaan halus, mengkilat, tangkai bulat, panjang 5-7 cm, hijau. Bunga majemuk berbentuk malai, berambut di ketiak daun, menggantung, panjang 12-26 cm, tangkai pendek, putik 4-5, putih,
mahkota panjang 6-8 cm, kuning kehijauan. Buahnya bulat, berambut dengan diameter 5-6 cm dan berwarna kuning. Biji berbentuk bulat dan coklat.
Pohon ini ditanam terutama karena diharapkan buahnya, yang berasa manis atau agak masam. Kulit buahnya yang berdaging tebal kerap dimakan dalam keadaan segaatau  dimasak  lebih  dulu,  dijadikan  manisan  atau  marmalade. Kayu  kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan dan mudah dipoles.
Berbagai bagian pohon kecapi memiliki khasiat obat. Rebusan daunnya digunakan sebagai penurun demam dan obat keputihan. Serbuk kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya untuk obat kembung, perut dan diare dan untuk obat batuk.Daun, batang dan akar tumbuhan kecapi mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol (Hutapea,1994)
Kecap adala tumbuha oba dar famili   meliacea yang   merupakan tumbuhan asli kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Laos Selatan. Nama lain tumbuhan kecapi di Indonesia adalah sentul, sentulu, santu, ketuat (Ismail, 2003). Masyarakat tradisional Malaysia menggunakan ekstrak kulit batang kecapi untuk pemulihan tenaga setelah melahirkan dan tumbuhan kecapi menunjukkan  aktivitas  sebagai  anti  angiogenik  yang  sangat  penting  dalam  terapi kanker (Nassar, 2010).



§    Manfaat Tumbuhan Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.)
Akar dan daun tumbuhan sentul dan seluruh bagian tanaman dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit diantaranya sebagai obat keputihan dan obat mulas, obat batuk, cacing gelang, antidiare, obat demam (Hutapea,1994)
§    Sifat Fisika Dan Mekanika Kayu Kecapi
1.             Sifat fisika dari kayu kecapi adalah sebagai berikut :        
a.    Berat kayu
Kayu kecapi berdasarkan dari berat jenisnya digolongkan ke dalam kelas berat (0,75-0,90). Hal ini dikarenakan dari jumlah zat kayu yang tersusun banyak, rongga sel atau jumlah pori-pori besar, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya juga banyak.
b.   Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Jadi karena kayu kecapi ini tergolong kayu yang berat maka kayu kecapi juga termasuk kayu yang keras.
c.    Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba memberi kesan kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Kayu kecapi memberi kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).
d.   Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita. Dalam hal ini, kayu kecapi memiliki bau yang tidak khas sehingga kayu kecapi dianggap tidak memiliki bau.

e.    Nilai dekoratif
Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu kecapi adalah salah satu kayu yang memiliki nilai dekoratif sehingga kayu kecapi biasanya dibuat untuk kerajinan dan perabotan rumah tangga.
2.               Sifat mekanika kayu kecapi adalah sebagai berikut :
a.    Kekuatan Tarik
Kayu kecapi tergolong kayu yang memiliki kekuatan tarik yang kuat. Hal ini dikarenakan memiliki serat yang searah.
b.   Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan adalah daya tahan kayu terhadap tekanan pada searah serat kayu atau melintang serat kayu. Kekuatan tekan kayu kecapi lebih lemah pada arah melintang serat
c.    Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kekuatan kayu menahan gerakan dan tekanan yang membuat kayu bergeser (tanpa pukulan) baik itu beban mati ataupun beban hidup. Beban mati artinya tekanan secara terus menerus pada skala tekanan tertentu. Sedangkan beban hidup berarti tekanan yang berulang-ulang dan bisa berubah-ubah kekuatannya. Keteguhan geser kayu kecapi paling besar adalah pada posisi melintang serat kayu
d.   Kelenturan (Kekuatan Lengkung)
Kayu kecapi juga tahan terhadap gaya yang berusaha melengkungkan kayu dengan satu kali tekanan secara terus menerus atau berkali-kali (secara mendadak, seperti pukulan).
                                                                                                               III.            METODE PRAKTIKUM
3.1         Waktu dan Tempat

3.2     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum di lapangan adalah mikroskop, kamera, danalat tulis menulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah preparat kayu kecapi.

3.3         Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagaiberikut :
1.    Asisten menjelaskan garis-garis besar mengenai modul yang digunakan yang meliputi pembuluh, parenkim dan jari-jari pada kayu kecapi.
2.    Asisten meletakkan preparat kayu kecapi pada gelas objek, kemudian meletakkan gelas objek yang telah berisi preparat kayu kecapi pada meja mikroskop.
3.    Selanjutnya masing-masing anggota kelompok mengamati dan melihat hasil dari penampilan mikroskop pada kayu kecapi melalui komputer.
4.    Setelah itu asisten menjelaskan dan mengenalkan bagian-bagian mikroskop kayu kecapi.

                                                                                                        IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil
         
Parenkim
Pembuluh atau pori
Serat
 









Gambar 1. Preparat Kayu Kecapi Pada Penampang Aksial
Keterangan :
1.      Pembuluh atau pori tergolong kayu berpori tata baur
2.      Susunan pembuluh tergolong pembuluh dalam pola diagonal dan atau  radial
3.      Pengelompokkan pembuluh tergolong pembuluh seluruhnya soliter
 (90% atau lebih)
4.      Bentuk pembuluh soliter tergolong Pembuluh soliter bulat atau memanjang
jari-jari,Pembuluh atau pori,Serat
 









Gambar 2. Preparat Kayu Kecapi Pada Penampang Tangensial
Keterangan :
1.      Parenkim tergolong dari parenkim aksial paratrakea
2.      Tipe sel parenkim aksial dan panjang untai tergolong delapan (2-4) sel per untai parenkim







Parenkim,Serat,Jari-jari baring,Pembuluh atau pori,Jari-jari tegak
 










Gambar 3. Preparat Kayu Kecapi Pada Penampang Radial
            Keterangan :
1.      Lebar jari-jari tergolong jari-jari besar yang biasannya 1-3 seri.
2.      Komposisi sel yaitu sel tubuh jari-jari baring dengan lebih dari2-4 baris sel tegak atau bujur sangkar marjinal.




4.2     Pembahasan
Pada praktikum ini, kayu yang digunakan untuk diamati adalah kayu kecapi(SandoricumkoetjapeMerr.) Pada penampang aksial kayu kecapi terdiri dari pembuluh atau pori yang tergolong kayu berpori tata baur yaitu kayu yang pembuluh pada awalnya sangat jelas lebih besar dari pada pembuluh pada kayu akhir pada lingkar tumbuh yang sama, sehingga terbentuk zona atau lingkaran dengan jelas, dan dimana terdapat perubahan yang mendadak dari kayu awal ke kayu akhir dari lingkar tumbuh yang sama.
Susunan pembuluh tergolong pembuluh dalam pola diagonal dan radial yaitu pembuluh tersusun  tegak lurus jari-jari membentuk pita tangensial pendek maupun panjang; pita ini dapat berbentuk lurus maupun bergelombang; termasuk ulmiform dan festooned. Pengelompokkan pembuluh tergolong pembuluh seluruhnya soliter (90% atau lebih)yang berarti lebih dari secara keseluruhan dikelilingi aleh jaringan yang lain, yakni 90% atau lebih tidak berhubungan dengan pembuluh lain. Bentuk pembuluh soliter tergolong pembuluh soliter bersegi yaitu bentuk garis luar pembuluh soliter bersegi bila diamati pada bidang lintang. Penampang tangensial terdiri dari Parenkim yang tergolong dari parenkim aksial paratrakea  yaitu parenkim yang tidak behubungan dengan pembuluh dan tipe sel parenkim aksial dan panjang untai yang tergolong  (5-8) sel per untai parenkim. Dan yang terakhir penampang radial terdiri dari lebar jari-jari yang tergolong jari-jari besar yang biasannya 1-3 seri dan komposisi sel yaitu sel tubuh jari-jari baring dengan lebih dari2-4 baris sel tegak atau bujur sangkar marjinal. 
            Sandoricumkoetjape Merr. Memiliki kayu yang sangat kuat dan cukup tahan lama. Warnanya adalah cokelat kelabu. Kayu kecapi ini dapat digunakan untuk konstruksi dan pembuatan kerajinan. Daun dan kulit kayu digunakan untuk mengobati sakit perut, demam dan malaria.





















V.      PENUTUP
5.1         Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan, yaitu :
 1.  Pada penampang aksial kayu kecapi terdiri dari pembuluh atau pori yang tergolong kayu berpori tata baur,dengan susunan pembuluh tergolong pembuluh dalam pola diagonal dan atau radial,pengelompokan pembuluh tergolong pembuluh seluruhnya soliter (90% atau lebih) dan bentuk pembuluh soliter tergolong pembuluh soliter bulat atau memanjang
2.  Penampang tangensial terdiri dari Parenkim yang tergolong dari parenkim  aksial paratrakea dengan tipe sel parenkim aksial dan panjang untai yang tergolong dua sel dan empat (3-4) per untai parenkim
3.  Pada penampang radial terdiri dari lebar jari-jari yang tergolong jari-jari besar yang biasanya 1-3 sel dan komposisi sel yaitu sel tubuh jari-jari baring dengan 2-4 baris sel tegak atau bujur sangkar marjinal.

4.2.            Saran



DAFTAR PUSTAKA
Hutapea.1994. Hutan tanaman dan kualitas kayu sebagai bahan baku industri. Prosiding Diskusi Sifat dan Kegunaan Jenis Kayu HTI, 23 Maret 1989. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.
Ismail.2003. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu. Publikasi Khusus No. 20. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Nassar.2010.Pedoman identifikasi manfaat kayu di lapangan.  Prosea Network Office.  Yayasan Prosea Bogor.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar