Halaman

Sabtu, 18 Februari 2017

Laporan Ekonomi Sumber Daya Hutan

I.       PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Keberadaan hutan bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan sangat penting karena hutan merupakan sumber kehidupan antara
lain sebagai sumber pangan, obat-obatan dan penghasilan bagi masyarakat. Ketergantungan masyarakat terhadap hutan semakin besar sehingga diperlukan
upaya-upaya melibatkan masyarakat dalam kegiatan kehutanan sehingga hasil dari
hutan dapat tetap terjaga dan lestari.
            Hutan rakyat menyimpan potensi yang sangat berarti dalam pengelolaan hutan nasional. Hal tersebut antara lain ditunjukkan oleh dimasukkannya hitungan potensi hasil hutan rakyat dalam penyediaan bahan baku industri. Keyakinan tersebut semakin bertambah sejak disadarinya terjadi penurunan potensi hutan negara secara pasti, baik yang berasal dari hutan alam maupun tanaman. Pemahaman dan keyakinan itu sepatutnya disyukuri yang diwujudkan dalam bentuk perhatian dan langkah tindak yang mengarah kepada peningkatan kinerja
usaha hutan rakyat (Arief, 2001).
            Kemiri (Aleurites mollucana) merupakan salah satu tanaman serbaguna
(Multi Purpose Tree Spesies) yang termasuk famili euphorbiaceae. Tanaman kemiri dikenal sebagai penghasil biji yang dimanfaatkan untuk bumbu masak, bahan baku industri seperti cat, pernis, sabun, pengawet kayu, pembuatan lilin, obat-obatan dan kosmetik. Kayu kemiri ringan (berat jenis kering udara 0,31) dengan kelas awet V dan kelas kuat IV, dapat dibuat kayu lapis, peti, korek api,          
           
1.2       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini yaitu :
1.      Bagaimana potensi tegakan kemiri di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo ?
2.      Bagaimana nilai ekonomi tegakan kemiri di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo ?

1.3       Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ekonomi sumber daya adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui potensi tegakan  kemiri di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo.
2.      Untuk mengetahui nilai ekonomi dari tegakan kemiri yang berada di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo.
Sedangkan kegunaan dilaksanakannya praktikum ekonomi sumber daya hutan ini adalah :
1.      Memberikan pemahaman tentang potensi tegakan kemiri di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo.
2.      Dapat menghitung nilai ekonomi dari tegakan  kemiri di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo.




II.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Deskripsi Pohon Kemiri
            Kemiri (Aleurites moluccana Willd) merupakan suatu pohon serbaguna yang sudah dibudidayakan secara luas di dunia. Jenis ini merupakan jenis asli Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan ke Kepulauan Pasifik sejak zaman dahulu. Di Indonesia, kemiri telah lama ditanam, baik untuk tujuan komersial maupun subsistem untuk menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama bagi masyarakat Indonesia bagian timur. Jenis ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, bijinya dapat digunakan sebagai bahan media penerangan, masakan dan obat-obatan sedangkan kayunya dapat digunakan sebagai bahan kontruksi bangunan (Krisnawati dkk, 2011).  
Kemiri (muncang, kemiling) merupakan tanaman tahunan, pohonnya tinggi, besar, tingginya mencapai 10-40 meter, dengan diameter 110 cm. Daunnya tersusun berseling dan sering kali bergerombol hampir diujung ranting, panjang kira-kira 10 cm, bertangkai panjang. Lembaran daun berbentuk bundar telur melebar, berkuping 3,5 atau 7, berujung runcing, berpangkal bentuk jantung, berbulu tebal. Bunga berwarna putih kekuning-kuningan, buah berdaging, berdiameter 5-6 cm, berlekuk 3-4, berisi 1 biji (disebut buah jantan) 2 biji (buah betina), kadang-kadang 3 biji. Bijinya terbungkus oleh tempurung yang tebalnya 3-5 mm, berukuran besar, berbentuk runcing diujung, agak rata dipangkal, berbisul kasar. Biji yang telah tergeletak di tanah berwarna hitam. Bobot biji 10-14 g/butir, atau 1 kg berisi 80-90 butir dan mengandung minyak (Badan Pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti, 1995).
Musim berbunga atau berbuah bagi pohon kemiri tergantung pada iklim setempat. Musim berbunga biasanya terjadi pada permulaan musim penghujan, sedangkan musim berbuah terjadi setelah 3-4 bulan dari tumbuhnya bunga atau pada akhir musim hujan. Dengan demikian, musim berbunga dan berbuah bagi tanaman kemiri berlainan untuk tiap daerah (Samudin, 1994)

2.2       Klasifikasi Ilmiah
Sistematika tanaman kemiri adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi       : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas        : Dicotyledoneae
Bangsa     : Euphorbiales
Suku        : Euphorbiaceae
Marga      : 
Aleurites 
Jenis         : 
Aleurites moluccana (L.) Willd
2.3       Daerah penyebaran
            Kemiri memiliki daerah penyebaran geografis yang luas. Jenis ini merupakan jenis asli Indo-Malaysia (termasuk Brunei, Kamboja, Cina, Kepulauan Cook, Fiji, Polinesia Perancis, Indonesia, Kiribati, Laos, Malaysia, Kepulauan Marshall, Myanmar, Kaledonia Baru, Pulau Norfolk, Papua Nugini, Filipina, Samoa, Kepulauan Solomon, Thailand, Tonga, Vanuatu dan Vietnam). Kemiri juga telah berhasil diintroduksikan di Antigua dan Barbuda, Bahama,Bangladesh, Barbados, Brasil, Kuba, Republik Dominika, Grenada, Guadeloupe, Haiti, India,Jamaika, Jepang, Kenya, Martinique, Montserrat, Antillen Belanda, Puerto Rico, Sri Lanka, St Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, Trinidad dan Tobago, Uganda, Amerika Serikat dan Virgin Islands (Amerika) (Elevitch dan Manner 2006).
                Tanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd) adalah suatu tanaman yang berasal dari famili Euphorbiceae. Kemiri pada mulanya berasal dari Hawaii kemudian tersebar sampai ke Polynesia Barat lalu ke Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, kemiri tersebar ke berbagai propinsi dan dapat tumbuh dengan baik. Kemudahan kemiri untuk tumbuh di berbagai tempat membuat produksi kemiri meningkat dari tahun ke tahun sehingga kemiri menjadi komoditas dalam negeri dan ekspor di Indonesia. Umumnya kemiri diekspor ke Singapura, Hongkong dan Eropa (Heyne, 1987).
            Kemiri tumbuh secara alami di hutan campuran dan hutan jati pada ketinggian 150-1000 m di atas permukaan laut serta ketinggian tanaman dapat mencapai 40 m. Tanaman kemiri tidak begitu banyak menuntut persyaratan tumbuh, sebab dapat tumbuh di tanah-tanah kapur, tanah berpasir dan jenis tanah-tanah lainnya. Tanaman kemiri sekarang sudah tersebar luas di daerah-daerah tropis. Tinggi tanaman ini mencapai sekitar 15-25 meter. Biji yang terdapat di dalamnya memiliki lapisan pelindung yang sangat keras dan mengandung minyak yang cukup banyak, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin.
            Produktivitas pohon kemiri untuk menghasilkan biji meningkat hingga umur 20 tahun dan mulai menurun pada umur 70 tahun  Tegakan kemiri dengan kerapatan 200 pohon /Ha diharapkan dapat menghasilkan sekitar 80 kg biji per pohon per tahun. Dari jumlah ini, sekitar 20% dapat diekstrak sebagai minyak kemiri (Muspida, 2008).





















III.    METODE PRAKTEK
3.1       Waktu dan Tempat

3.2       Alat dan bahan
                Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan adalah haga meter, meteran roll, pita ukur, alat tulis-menulis, kompas, kamera, tally sheet dan tali rafia.
3.3       Cara Kerja
            Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum yaitu :
1.      Terlebih dahulu kita menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Mengukur tali rafia sepanjang 25 m dan membuat plot ukuran 25m x 25m menggunakan meteran rol, dan kompas, kemudian plot ditandai dengan menggunkan  tali rafia.
3.      Mengukur diamater pohon dengan menggunakan pita ukur.
4.      Mengukur tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon menggunakan hagameter.
5.      Kemudian mengukur titik koordinat X dan Y dari setiap pohon yang ada di dalam plot menggunakan meteran roll.
6.      Mencatat data hasil pengukuran kedalam Tally Sheet.


3.4       Analisis Data
         Adapun Analisis data yang di gunakan dalam praktikum ini yaitu :
1.      Volume
V =1/4 x π x D2 x h x fx
Ket :
            V         : Volume Pohon (
            Π         : 3.14
            D         : Diameter Pohon (m)
            H         : Tinggi Pohon (m)
            Fx        : Faktor Koreksi
2.      Nilai Tegakan Berdiri

Si = ( Pi x Vi ) – Ci
Ket :
            Si         : Nilai Tegakan Pohon (Rp/Ha)
            Pi         : Harga Kayu (Rp/
            Vi        : Volume Produksi (
            Ci        : Biaya Produksi






IV     HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil               
4.1.1    Tabel Hasil Pengukuran Tegakan  Kemiri Plot  2
No. Pohon
Jenis Pohon
Keliling Batang (cm)
Koordinat X
(m)
Koordinat Y
 (m)
TBC (m)
Tinggi Total Pohon
(m)
Tinggi Pangkal
Diameter tajuk 1
(m)
Diameter tajuk 2
(m)
Jarak (m)
1
Kemiri
65
0
14,30
1,43
11,61
115°
7,30
7,50
9
2
Kemiri
53
6,50
10,70
1,36
11,7
118°
6,50
6,50
6
3
Kemiri
46
24,67
21,10
1,30
8,5
100°
6,30
6,70
5
4
Kemiri
23
7
9,40
1
8,37
110°
3
3,40
5,40
5
Kemiri
51
6
3,10
1,40
5,95
110°
6,60
7,40
5

4.1.2    Tabel Hasil Pengukuran Tegakan  Kemiri Plot 10
No. Pohon
Jenis Pohon
Keliling Batang (cm)
Koordinat X
 (m)
Koordinat Y
 (m)
TBC (m)
Tinggi Total Pohon
(m)
Tinggi Pangkal
Diameter tajuk 1
(m)
Diameter tajuk 2
(m)
Jarak (m)
1

Kemiri
20
1,70
2,70
1,13
3,01
100°
3,10
2,50
7
2
Kemiri
20
22,30
24,35
0,85
4,15
105°
2,60
2,40
5
3
Kemiri
51
12,64
21,20
1,20
5,81
90°
6
6,20
7
4
Kemiri
53
19,6
24
1,50
8,72
105°
5,50
6
8
5
kemiri
65
7,30
9,60
1,50
14,48
95°
7,40
8
8
6
kemiri
63
12
10
1,70
12
95°
8
9
8
7
kemiri
44
9
6,50
1,60
8,1
95°
4,70
5,70
7,50










4.2       Pembahasan
4.2.1    Volume Tinggi Batang Bebas Cabang Pohon Kemiri
            1. Pohon kemiri (Alaurites moluccana) pada plot 2
pohon 1 :
Dik : Tan α =
V = x
   =
   =
   = 0,0384
Pohon 2 :
V = x
    =
    =
    = 0,0242
Pohon 3 :
= x
    =
    =
    = 0,0174
Pohon 4 :
= x
    =
    =
    = 0,0033
Pohon 5 :
= x
    =
    =
    = 0,0231
2. Pohon kemiri (Alaurites moluccana) pada plot 10
Pohon 1 :
V = x
    =
    =
    = 0,0028
Pohon 2 :
= x
    =
    =
    = 0,0021
Pohon 3 :
V = x
    =
    =
    = 0,0198
Pohon 4 :
= x
    =
    =
    = 0,0267
Pohon 5 :
= x
    =
    =
    = 0,0403
Pohon 6 :
= x
    =
    =
    = 0,0429
Pohon 7 :
= x
    =
    =
    = 0,0196
4.2.2    Volume Tinggi Total Pohon Kemiri
            1. Pohon kemiri (Alaurites moluccana) pada plot 2
Pohon 1 :
V = x
    = 
        
     = 0,3120
Pohon 2 :
V = x
        =
        =
        = 0,2086
Pohon 3 :
     V = x
        =
        =
        = 0,0010
Pohon 4 :
V = x
        =
        =
        =0,0278
Pohon 5 :
V = x
        =
        =
        = 0,0982
      2. Pohon kemiri (Alaurites moluccana) pada plot 10
Pohon 1 :
     V = x
       =
       =
       = 0,0075


Pohon 2 :
     V = x
       =
       =
       = 0,0104
Pohon 3 :
V = x
       =
       =
       = 0,0959
Pohon 4 :
V = x
       =
       =
       = 0,1555
Pohon 5 :
V = x
       =
       =
       = 0,3891
Pohon 6 :
V = x
        =
        =
        = 0,3029
Pohon 7 :
V = x
       =
       =
       = 0,0997

4.2.3    Nilai Ekonomi Tegakan Kemiri
            Dari hasil praktikum lapangan mengenai ekonomi sumber daya hutan (ESDH) adalah sebagai berikut:
Data yang di perlukan adalah:
-       Volume pohon  keseluruhan jenis =1.7086 /Ha.
-       Harga kayu bulat m3/jenis = Rp.300,000,00 (Alam, 2007)
-       Biaya Produksi  = Rp 400,000,00 (Alam, 2007)
Dan rumus untuk mencari stumpage value (Nilai Tegakan) yaitu:
          Si  = ( Pi x Vi ) – Ci
          = ( Harga kayu x Volume produksi ) – Biaya produksi
          = ( 300,000,00  x 1. 7086 ) - 400.000,00
          = 512,580,00 – 400,000,00
          = Rp.112,580,00
     Dari hasil praktikum yang telah dilakukan,di dapatkan hasil jumlah  seluruh volume tegakan kemiri pada plot 2 dan 10 yaitu berjumlah 1.7086 /Ha.. Kemudian untuk harga dari pada kayu kemiri yaitu Rp. 300.000 sedangkan untuk biaya produksinya sendiri yaitu sebesar Rp. 400.000. Maka dari itu,Jumlah nilai tegakan bendiri dari Pohon Kemiri yaitu sebesar Rp.112,580,00/Ha. Kayu kemiri dimanfaatkan untuk keperluan bahan bangunan dan dijual ke Ujung Pandang dalam bentuk kayu bantalan. Harga kayu bantalan di pinggir jalan yang dapat terjangkau mobil truk Rp 300,000 . Sedangkan harga kayu berdiri per pohon bervariasi antara Rp 20.000 – Rp 60.000. Harga kayu berdiri ditentukan oleh volumenya dan jaraknya dari jalan yang dapat dijangkau kendaran. Untuk perhitungan nilai kayu kemiri digunakan daur 30 tahun sesuai kebiasan masyarakat dalam melakukan regenerasi pohon kemirinya, luas areal 9.299 ha, harga rata - rata kayu per pohon berdiri (stumpage value) sebesar Rp 40.000 dan jumlah pohon 216 pohon/ha. Hasil perhitungan diperoleh angka Rp 288.000/ha/tahun.      
            Nilai kayu kemiri ini sesungguhnya masih rendah, karena harga di tingkat petani masih sangat rendah, hal ini disebabkan biaya penenan yang sangat tinggi. Untuk menghasilkan 1  kayu bantalan dibutuhkan 2 pohon kayu kemiri. Jadi harga kayu kemiri di tingkat petani hanya Rp 80.000/ . Kemudian sisanya adalah biaya, penebangan, pembuatan bantalan, pengangkutan ke jalan yang dapat dilalui kendaran dan keuntungan pedagang lokal. Pedagang lokal dapat memperoleh keuntungan rata – rata Rp 25.000/ . Seandainya biaya transpor ini dapat dikurangi maka petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar lagi dari usaha kayu kemiri (Saputra, 2007).




V.      KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.      Kesimpulan
                Berdasarkan hasil dan pembahasan pada halaman sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Potensi tegakan kemiri di Desa Sigimpu Kecamatan Palolo yaitu cukup banyak hal ini di buktikan banyaknya pohon yang berada dalam setiap plot yang telah di buat sebelumnya.

2.      Jumlah seluruh volume tegakan kemiri pada plot 2 dan 10 yaitu berjumlah 1.7086 /Ha. Kemudian untuk harga dari pada kayu kemiri yaitu Rp. 300.000 sedangkan untuk biaya produksinya sendiri yaitu sebesar Rp. 400.000. Maka dari itu, Jumlah nilai tegakan bendiri dari Pohon Kemiri yaitu Sebesar Rp.112,580,00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar